Liputan6.com, Jakarta Kalijodo. Dulu nama ini begitu menyeramkan. Terletak di bantaran timur Banjir Kanal, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, daerah itu merupakan daerah hitam. Pelacuran dan perjudian seolah mendapat nafas di sini. Hukum republik seolah absen di daerah ini sejak beberapa gubernur DKI berkuasa.
Itu dulu. Kini daerah hitam itu sudah berubah. Berkat ketegasan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok, daerah pelacuran itu digusur. Lahan itu kemudian disulap menjadi sebuah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RTPA) Kalijodo.
Baca Juga
RPTRA Kalijodo kini memiliki beberapa fasilitas seperti area bermain sepeda, lapangan sepak bola, ruang laktasi, perpustakaan, dan fasilitas bermain anak-anak.
Advertisement
Bersama Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ahok meresmikan RTPA Kalijodo itu. “RPTRA ini tempat kita bersilaturahmi dan dan saling kenal,” kata Ahok dalam pidatonya, Rabu (22/2/2017).
Ahok mengatakan tanah di taman tersebut bukan menjadi milik PT Sinarmas Land, meski perusahaan properti tersebut yang membangun taman di atas lahan bekas pelacuran Kalijodo itu. “Sinarmas keluarin miliaran cuma dapat nempelin tulisan kecil. Jadi namanya didukung sponsor,” ujar Ahok.
RPTRA ini merupakan RPTRA ke-184 yang telah diresmikan, termasuk di antaranya adalah 123 RPTRA yang dibangun menggunakan APBD DKI. Taman itu dibangun menggunakan dana Corporates Social Responsbility (CSR) PT. Sinarmas Land dengan anggaran sebesar Rp 3,6 miliar.
RPTRA dengan luas lahan 5.489 meter persegi dan luas bangunan 1.468 meter persegi tersebut memiliki Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Pos tersebut dikelola oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI serta Lembaga Swadaya Masyarakat
RPTRA Kalijodo juga memilki fasilitas mainan anak yang telah diasuransikan. Sehingga setiap anak yang mengalami cedera akibat menggunakan fasilitas permainan, dapat melapor ke pengelola RPTRA dan akan mendapat perawatan yang diperlukan.
Taman tersebut juga sudah dilengkapi dengan parkir meter bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda empat. Adapun bagi yang tidak memiliki kendaraan, Ahok mengaku telah menyediakan bus tingkat gratis dengan tujuan ke Kalijodo. Bus tingkat berwarna kuning dengan tulisan Tahir Foundation itu terlihat terparkir di sisi timur taman.
Ahok juga menyampaikan kepada pengunjung bahwa di taman tersebut akan dibangun masjid dua lantai seluas 800 meter persegi. “Ini untuk pengunjung juga pedagang di sekitar agar tidak meninggalkan salat lima waktu,” ujarnya.
Dan, daerah hitam yang terkenal menyeramkan itu, kini ramai dikunjungi. Buktinya, baru tiga hari diresmikan Ahok, sudah ribuan orang datang berkunjung.
“Kalau hari libur bisa sekitar 1.000 pengunjung yang datang. Tapi kalau hari biasa bisa mencapai 200-300 pengunjung,” ujar Pengelola RPTRA Kalijodo Dewi Mayasari saat ditemui di Kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (25/2/2017).
Dia menuturkan, pengunjung yang datang beragam, mulai dari balita hingga dewasa. Pengunjungnya juga tidak hanya berasal dari daerah Jakarta. Ada yang berasal dari luar Jakarta.
“Dari Jakarta ada, luar Jakarta juga banyak, kebanyakan dari Jawa Barat, Jawa Timur, beragamlah. Mereka ingin lihat Kalijodo yang dulu katanya ‘seram’ itu, seperti apa sih sekarang setelah dibuat RPTRA,” imbuh Dewi.
Salah satu pengunjung RPTRA Kalijodo, Irena Maria, merasa Kalijodo bisa menjadi tempat pilihan alternatif bagi masyarakat, untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Sebab, disediakan beragam permainan anak-anak.
“Saya bawa rombongan ke sini dari Purwoekerto, mereka mau lihat Kalijodo seperti apa. Daripada ke mal sama keluarga mending ke sini kan, banyak mainan anak-anak, gratis pula,” ujar Irena.
RTPA memang solusi Ahok untuk anak-anak Jakarta. Pembangunan rumah dan kantor yang terus-menerus di ibukota, membuat ruang bermain bagi anak kian terdesak. Akibatnya anak-anak kota lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah atau di jalanan.
Dengan menghadirkan RTPA, di tengah semakin langkanya tempat bagi anak bermain, Ahok memberi solusi jitu bagi sebuah kota Jakarta yang manusiawi. Kota yang memberi ruang bagi anak-anak penghuninya untuk bermain.
Sampai saat ini, sudah 184 RTPA dibangun Ahok. Hebatnya lagi, nyaris sepertiga atau 60 RTPA di antaranya dibangun bukan dari dana APBD, melainkan dari dana CSR perusahaan swasta nasional. Seperti RTPA Kalijodo.
Itu pun belum cukup bagi Ahok. Dia menargetkan di setiap kelurahan di Jakarta minimal harus terdapat 3 RTPA. Artinya, jumlah RTPA ditargetkan mencapai kurang lebih 800 RTPA untuk seluruh kelurahan Jakarta. Sebuah ambisi mulia yang patut didukung.Kalijodo. Dulu nama ini begitu menyeramkan. Terletak di bantaran timur Banjir Kanal, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, daerah itu merupakan daerah hitam. Pelacuran dan perjudian seolah mendapat nafas di sini. Hukum republik seolah absen di daerah ini sejak beberapa gubernur DKI berkuasa.
Itu dulu. Kini daerah hitam itu sudah berubah. Berkat ketegasan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok, daerah pelacuran itu digusur. Lahan itu kemudian disulap menjadi sebuah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RTPA) Kalijodo.
RPTRA Kalijodo kini memiliki beberapa fasilitas seperti area bermain sepeda, lapangan sepak bola, ruang laktasi, perpustakaan, dan fasilitas bermain anak-anak.
Bersama Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ahok meresmikan RTPA Kalijodo itu. “RPTRA ini tempat kita bersilaturahmi dan dan saling kenal,” kata Ahok dalam pidatonya, (22/2/2017).
Ahok mengatakan tanah di taman tersebut bukan menjadi milik PT Sinarmas Land, meski perusahaan properti tersebut yang membangun taman di atas lahan bekas pelacuran Kalijodo itu. “Sinarmas keluarin miliaran cuma dapat nempelin tulisan kecil. Jadi namanya didukung sponsor,” ujar Ahok.
RPTRA ini merupakan RPTRA ke-184 yang telah diresmikan, termasuk di antaranya adalah 123 RPTRA yang dibangun menggunakan APBD DKI. Taman itu dibangun menggunakan dana Corporates Social Responsbility (CSR) PT. Sinarmas Land dengan anggaran sebesar Rp 3,6 miliar.
RPTRA dengan luas lahan 5.489 meter persegi dan luas bangunan 1.468 meter persegi tersebut memiliki Pos Pengaduan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. Pos tersebut dikelola oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dari Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta, yang bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI serta Lembaga Swadaya Masyarakat
RPTRA Kalijodo juga memilki fasilitas mainan anak yang telah diasuransikan. Sehingga setiap anak yang mengalami cedera akibat menggunakan fasilitas permainan, dapat melapor ke pengelola RPTRA dan akan mendapat perawatan yang diperlukan.
Taman tersebut juga sudah dilengkapi dengan parkir meter bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda empat. Adapun bagi yang tidak memiliki kendaraan, Ahok mengaku telah menyediakan bus tingkat gratis dengan tujuan ke Kalijodo. Bus tingkat berwarna kuning dengan tulisan Tahir Foundation itu terlihat terparkir di sisi timur taman.
Ahok juga menyampaikan kepada pengunjung bahwa di taman tersebut akan dibangun masjid dua lantai seluas 800 meter persegi. “Ini untuk pengunjung juga pedagang di sekitar agar tidak meninggalkan salat lima waktu,” ujarnya.
Dan, daerah hitam yang terkenal menyeramkan itu, kini ramai dikunjungi. Buktinya, baru tiga hari diresmikan Ahok, sudah ribuan orang datang berkunjung.
“Kalau hari libur bisa sekitar 1.000 pengunjung yang datang. Tapi kalau hari biasa bisa mencapai 200-300 pengunjung,” ujar Pengelola RPTRA Kalijodo Dewi Mayasari saat ditemui di Kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Sabtu (25/2/2017).
Dia menuturkan, pengunjung yang datang beragam, mulai dari balita hingga dewasa. Pengunjungnya juga tidak hanya berasal dari daerah Jakarta. Ada yang berasal dari luar Jakarta.
“Dari Jakarta ada, luar Jakarta juga banyak, kebanyakan dari Jawa Barat, Jawa Timur, beragamlah. Mereka ingin lihat Kalijodo yang dulu katanya ‘seram’ itu, seperti apa sih sekarang setelah dibuat RPTRA,” imbuh Dewi.
Salah satu pengunjung RPTRA Kalijodo, Irena Maria, merasa Kalijodo bisa menjadi tempat pilihan alternatif bagi masyarakat, untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Sebab, disediakan beragam permainan anak-anak.
“Saya bawa rombongan ke sini dari Purwoekerto, mereka mau lihat Kalijodo seperti apa. Daripada ke mal sama keluarga mending ke sini kan, banyak mainan anak-anak, gratis pula,” ujar Irena.
RTPA memang solusi Ahok untuk anak-anak Jakarta. Pembangunan rumah dan kantor yang terus-menerus di ibukota, membuat ruang bermain bagi anak kian terdesak. Akibatnya anak-anak kota lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah atau di jalanan.
Dengan menghadirkan RTPA, di tengah semakin langkanya tempat bagi anak bermain, Ahok memberi solusi jitu bagi sebuah kota Jakarta yang manusiawi. Kota yang memberi ruang bagi anak-anak penghuninya untuk bermain.
Sampai saat ini, sudah 184 RTPA dibangun Ahok. Hebatnya lagi, nyaris sepertiga atau 60 RTPA di antaranya dibangun bukan dari dana APBD, melainkan dari dana CSR perusahaan swasta nasional. Seperti RTPA Kalijodo.
Itu pun belum cukup bagi Ahok. Dia menargetkan di setiap kelurahan di Jakarta minimal harus terdapat 3 RTPA. Artinya, jumlah RTPA ditargetkan mencapai kurang lebih 800 RTPA untuk seluruh kelurahan Jakarta. Sebuah ambisi mulia yang patut didukung.