Liputan6.com, Jakarta - Bukan warga Nahdlatul Ulama (NU) jika tak ada guyonan atau ledekan dalam pertemuannya. Kondisi itu kerap dijumpai pada setiap majelis warga Nahdliyin, sekalipun tengah membahas persoalan bangsa yang sangat penting.
Sehingga tak jarang humor segar terlontar secara spontan dan tentu menggelitik, namun tak mengurangi esensi materi yang dibahas. Seperti yang terjadi pada Silaturahim Nasional Alim Ulama yang digelar di Pondok Pesantern Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Kamis 16 Maret 2017.
Suasana cair terlihat saat KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus ditunjuk membacakan deklarasi hasil pertemuan ulama NU se-Indonesia yang disebut 'Risalah Sarang'. Gus Mus sempat melemparkan guyonan kepada Pengasuh Ponpes Al Anwar KH Maimun Zubair atau biasa disapa Mbah Moen.
"Saya itu di depan umum dipermalukan oleh beliau (Mbah Moen). Beliau mengatakan, 'saya enggak seperti Lek Mus. Lek Mus ini nomor satu NU, kalau saya nomor satu Garuda (Pancasila)," ujar Gus Mus sontak disambut gelak tawa para santri, ulama, dan kiai sepuh yang hadir.
Candaan yang dilontarkan Gus Mus menunjukkan bahwa NU, Pancasila, dan NKRI tidak bisa dipisahkan, sebagaimana poin besar Risalah Sarang.
Advertisement
"(Kata Mbah Moen) enggak ada Garuda (Pancasila) enggak ada NU. Tapi saya mengatakan, enggak ada NU enggak ada NKRI," kata Gus Mus.
Kembali hadirin tertawa mendengar guyonan Gus Mus. Mbah Moen yang duduk persis di sebelah Gus Mus, bahkan terlihat terkekeh meski tak sampai bersuara.
"Sudah, saya langsung bacakan saja lah," lanjut Gus Mus.
Gus Mus kemudian membacakan Risalah Sarang yang didahului dengan dalil-dalil Alquran dan hadis. Kiai yang juga dikenal karena syair-syairnya ini membacakan naskah dengan puitis.
Gelak tawa kembali terjadi usai Gus Mus membacakan dalil dari Surat An Nisa ayat 114. Saat itu, kiai yang mahir melukis itu berseloroh mengenai tidak adanya ayat pada Surat Al Maidah yang dicantumkan sebagai dalil dalam Risalah Sarang.Â
"Enggak ada Al Maidah ini..." gurau Gus Mus yang kembali disambut tawa hadirin.
Tak ada yang aneh bagi para kiai dan santrinya soal Surat Al Maidah. Namun salah satu surat dalam Alquran itu belakangan ramai dibahas, bahkan populer di telinga mereka yang nonmuslim, setelah salah satu ayatnya disinggung Gubernur nonaktif DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bahkan, pernyataan Ahok dalam pidatonya di Kepulauan Seribu itu pula yang kini mengantarkan mantan Bupati Belitung Timur itu berurusan dengan hukum. Ahok didakwa menistakan agama.