Kapal Limbah dan Peledak Tabrakan di Pulau Damar, Apa Dampaknya?

Kecelakaan di P Damar, Kepulauan Seribu, Jumat 7 April 2017 yang melibatkan 2 kapal dan 1 tugboat itu terjadi karena kurangnya koordinasi.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 08 Apr 2017, 07:32 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 07:32 WIB
Ilustrasi Kecelakaan Kapal
Ilustrasi Kecelakaan Kapal. (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Ditpolair Polda Metro Jaya tengah mendalami kecelakaan kapal di Pulau Damar, Kepulauan Seribu, yang terjadi Jumat 7 April 2017 sekitar pukul 02.00 WIB. Kecelakaan yang melibatkan 2 kapal dan 1 tugboat itu diduga terjadi lantaran kurangnya koordinasi antarkapal yang terlibat kecelakaan. Padahal kedua kapal dan 1 tugboat itu berada di satu jalur.

Saksi-saksi di lokasi mengatakan, peristiwa kecelakaan bermula saat KM Bhatia Jaya Samudera berangkat dari Pelabuhan Sunda Kelapa sekitar pukul 00.00 WIB dengan tujuan Tanjung Balai, Karimun. Di tengah perjalanan sekitar pukul 02.00 WIB di perairan Pulau Damar, kapal muatan bahan peledak itu juga melihat Kapal MT Elizabeth sedang menuju Perairan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

"KM Bhatia ini, dinakhodai Dedy Yusuf dengan ABK 16 orang. Ya, kapal itu bermuatan handak (bahan peledak). Kapal KM Bhaita saat itu lagi dikemudikan juru mudi bernama Reza. Dia lagi piket," kata Kasat Polair Polres Kepulauan Seribu AKP Zarokhy Saputra, Jakarta Utara, Jumat 7 April 2017.

Dia melanjutkan, saat itu, Kapal Elizabeth diduga tengah berkomunikasi lewat kode dengan kapal tugboat yang ada di depannya. Kapal Elizabeth mengangkut CPO atau semacam limbah minyak kelapa sawit. Keterangan saksi, Kapal Elizabeth tengah memberi kode kepada kapal tugboat untuk menghindar atau keluar dari jalur itu.

"Sekitar pukul 02.00 WIB di Pulau Damar, Kapal Elizabet mendapati ada kapal tugboat kecil di depannya. KM Elizabeth sibuk berkomunikasi dengan kapal tugboat itu," imbuh Zarokhy.

Masih dari keterangan saksi, Kapal Elizabeth saat itu seolah tidak melihat keberadaan KM Bhatia lantaran sibuk memberi kode kepada kapal tugboat. Saat itu pula KM Bhatia sibuk memberi kode kepada Elizabeth untuk menghindar dan menjauhi jalur tersebut.

"KM Bhatia berupaya mengontak ke Radio MT Elizabeth. Namun dari Elizabeth tak merespon karena sibuk berkomunikasi dengan tugboat di depannya. Kecepatan Kapal Bhatia saat itu 8,6 knot. KM Bhatia terus berusaha memberi tanda dengan lampu sorot. Tapi, kembali MT Elizabeth ini tidak berikan tanggapan," jelas Zarokhy.

Jarak kedua kapal pun semakin dekat. Segala usaha komunikasi yang dilakukan KM Bhatia kepada Elizabeth tidak berhasil. Kecelakaan kapal pun tak bisa dihindarkan.

"KM Bhatia ini menabrak bagian depan dan merobek kanan lambung kapal MT Elizabeth," ujar Zarokhy.

Bahan Peledak Tumpah

KM Bhatia yang membawa bahan peledak saat itupun tenggelam. Bahan peledak yang dibawa pun terbalik dan jatuh ke laut. Sementara Kapal Elizabeth bertahan, namun muatan limbahnya nyaris tumpah.

"Kalau cargo isi berton-ton handak yang dibawa Bhatia itu langsung tenggelam dan tumpah. Lalu kapal tenggelam. Sementara Elizabeth, saat itu tidak tenggelam," ujar Zahroky.

"Sekitar pukul 10.30 WIB pagi, tim gabungan cek ke lokasi di Pulau Damar atau sekitar kurang lebih 1/2 mil dari Elizabet ditemukan. Tim ketika itu ketemu container dan karung isi Amonium Nitrat. Karung itu dari KM Bhatia. Semua handak tumpah semua ke laut dan sulit dievakuasi," sambung dia.

Tim gegana juga diturunkan untuk mengecek soal bahan peledak yang jatuh ke laut. Rencananya tim gegana mengevakuasi cargo dan bahan peledak yang tumpah.

"Kejadian ini pun membuat tim gegana turun tangan, sebab semua handak itu kan tenggelam di dalam lautan bersama kapal KM Bhatia Jaya Samudera. Namun dianggap tidak berbahaya karena bahan peledak tadi larut di air," sebut Zarokhy.

Tidak Ada Korban Jiwa

Kepala Sub Bagian Hubungan Pers, Media, dan Publikasi Badan SAR Nasional (Basarnas) M Yusuf Latif mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. Saat tabrakan MT Elizabet membawa 13 anak ABK. Sedang KM Bhatia Jaya Samudera mengangkut 19 ABK.

"Seluruhnya dilaporkan selamat. Hanya ada satu ABK dari masing-masing kapal yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka ringan. Evakuasi kecelakaan ini selesai pada 04.48 WIB," jelas Yusuf.

Setelah itu seluruh ABK dibawa ke Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya untuk pemeriksaan. Saat ini penyebab pasti kecelakaan terus dicari. Keterangan saksi masih dikumpulkan.

"Sampai sekarang belum bisa menyampaikan sebab terjadinya kecelakaan. Masih dalam pemeriksaan," terang Yusuf.

‎Kantor SAR Jakarta memuat nama-nama manifes kedua kapal tersebut.

Dari KM Elizabeth:

1. Dodu Kustiman Handoko (42), nakhoda
2. Mohamad Dadan (23)
3. M Yacob (34)
4. Adi Yusuf (48)
5. Aron Adrian (24)
6. Sarjono (41)
7. Sony (46)
8. Mahmud (37)
9. Zulfitra (26)
10. Agus Pranggoro (36)
11. Apip Saepuloh (29)
12. Sumarna (28)
13. Andriyansyah (24)


KM Bhatia Jaya Samudra:

1. Iptu Ujang Sujana (38), panwas Handak Polda Jabar
2. Soultani (32)
3. Mursyid Yusuf (72)
4. Suryono (21)
5. Dede Yusuf (37)
6. Slamey (35)
7. M Alias (37)
8. Dino Prabu (25)
9. Giat Pordasi (22)
10. Suhendri Yanto (20)
11. Oktavia Fajarni (18)
12. Irawan (20)
13. Santri (32)
14. Reza Ariansyah (10)
15. Ahmad Fakhun (19)
16. Satria A YAni (19)
17. Muliadi (35)
18. Oki Hermanto (24)
19. Aiptu Asep (45), panwas Handak Polda Banten.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya