Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menegaskan hingga kini tim sinkronisasi belum memiliki personel atau anggota. Jika ada yang mengaku dari tim, itu bukan dari pihaknya.
"Tidak ada yang mewakili Anies dan Sandi di dalam tim sinkronisasi. Sampai hari ini belum ada anggota tim sinkronisasi dan saya berharap tidak perlu berspekulasi karena ini bukan kabinet," tegas Anies di kediaman almarhum Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Jakarta, Senin (8/5/2017).
Senada dengan Anies, Sandiaga juga menegaskan tim sinkronisasi resmi belum diumumkan. Namun begitu, pihaknya sudah mengetahui oknum yang mengaku dari tim sinkronisasi mendatangi sejumlah direksi BUMD.
Advertisement
"Untuk BUMD, saya juga udah dengar dapat masukan bahwa direksinya mulai didatangi orang-orang yang mengaku menjadi tim. Kepada pengusaha-pengusaha di wilayah Pemprov, kami juga mendapat laporan didatangi oleh yang mengaku tim. Tidak usah khawatir. Kalau kerjanya bener ya bener lah," lanjut Sandiaga.
Tiga Komponen
Anies menjelaskan ada tiga komponen utama dalam rumah partisipasi yang dibentuknya. Ketiganya adalah tim pengarah, tim pakar, dan tim sinkronisasi. Namun khusus untuk tim sinkronisasi, sampai saat ini belum secara resmi diumumkan.
"Di dalam melaksanakan ini maka ada dua komponen utama, sebenarnya tiga komponen utama, tapi dua yang hari ini kita akan umumkan," kata Anies di kediaman almarhum Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Jalan Borobudur Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, (Senin, 8/5/2017).
Khusus tim pengarah tugasnya adalah memberikan arahan, masukan dan mengumpulkan berbagai pandangan, serta berbagai aspirasi dari masyarakat. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso didapuk sebagai ketua tim pengarah ini.
"Tim pengarah ini dipimpin oleh Bapak Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso bersama dengan Bapak Boy Sadikin dan Bapak Mardani Ali Sera. Lalu di dalamnya ada nanti komponen lebih jauh Pak Prijanto dan teman-teman relawan nanti semua akan ada di situ," jelas Anies.
Selain tim pengarah, komponen utama dalam rumah partisipasi adalah tim pakar. Anies-Sandi tetap mempertahankan tim pakar mereka yang telah dibentuk sejak masa kampanye
"Tim pakar dipimpin Pak Bambang Widjajanto bersama wakilnya Pak Adnan Pandu Praja dan seluruh tim pakar yang selama ini bekerja bersama kita," kata Anies.
"Jadi dua ini, tim pengarah kemudian tim pakar ini akan bersama-sama berkegiatan, berpartisipasi dengan masyarakat dengan basis di tempat ini," lanjut dia.
Kemudian khusus tim sinkronisasi sendiri, ujar Anies, masih dalam proses finalisasi namun belum bisa diumumkan detailnya saat ini.
"Tim sinkronisasi sudah masuk kepada fase akhir. Kita akan finalisasikan dulu semuanya internal baru setelah itu tim sinkronisasi nanti akan diumumkan karena tidak ada sesuatu yang urgent, sehingga harus hari ini, harus besok, harus lusa, tidak ada," Anies Baswedan menandaskan.
Beda Pokja
Anies juga menjelaskan perbedaan antara tim pakar, tim pengarah, dan tim sinkronisasi yang merupakan tiga komponen utama rumah partisipasi Anies-Sandi.
"Tim pakar, mereka selama ini yang menyusun program-program kita, yang menyusun 23 janji. Merekalah yang berada di dapur penyiapan program-program kita itu tim pakar," tutur Anies.
Kemudian tim pengarah adalah mereka yang selama ini sudah bekerja memperjuangkan macam-macam aspirasinya. Ada yang berbentuk organisasi relawan, ada yang bentuk individu-individu yang peduli.
"Nah semuanya ditampung lewat tim pengarah," sambung Anies.
Sementara itu tim sinkronisasi nantinya akan bertugas menerjemahkan aspirasi dari warga dan janji-janji program kerja Anies-Sandi. Hasilnya akan berbentuk output program untuk APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).
Tim sinkronisasi, lanjut Anies, bekerja menerjemahkan aspirasi yang muncul dari warga dan janji yang sudah dibuat menjadi program yang bisa dimasukan ke dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Nanti tim sinkronisasi itu outputnya program untuk APBD.
"Kalau tim pakar dan pengarah penyerapan aspirasi, yang kedua (tim sinkronisasi) adalah hasil program perencanaan selama ini," ujar Anies lagi.
Saat disinggung apakah orang-orang yang menjadi tim sinkronisasi akan berbeda dengan yang berada di tim pengarah dan pakar, Anies menyatakan hal tersebut tidak ajeg alias disesuaikan kebutuhan.
"Nggak ada kaitannya. Bisa sama, bisa beda karena ini ujungnya nanti di tim sinkronisasi mereka harus menampung begitu banyak. Jadi ada mulai urusan sampah, urusan kesehatan sampai rencana untuk tempat-tempat kebudayaan kesenian, jadi aspek yang dikelolanya akan banyak. Tapi timnya kecil nanti ada kelompok-kelompok kerjanya," terang Anies.
Advertisement