LDNU Minta Negara Selamatkan Anak dari Terorisme dan Radikalisme

Negara dan seluruh elemen bangsa serius bahu-membahu menyelamatkan anak-anak Indonesia dari paham terorisme dan radikalisme.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mei 2017, 07:58 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 07:58 WIB
20170525-Terminal Kampung Melayu Pasca Ledakan-Fanani
Halte Bus TransJakarta di Kampung Melayu, Jakarta Timur rusak, akibat ledakan bom, Kamis (26/5). Sebagian kaca di ruang tunggu penumpang terlihat pecah akibat ledakan yang diduga dari bom bunuh diri. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Cirebon - Ketua Lembaga Dakwah PBNU (LDNU) Maman Imanulhaq meminta, negara dan seluruh elemen bangsa serius bahu-membahu menyelamatkan anak-anak Indonesia dari paham terorisme dan radikalisme.

Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulisnya terkait ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017 malam, yang menewaskan 3 anggota polisi dan 2 diduga pelaku.

Maman mengatakan aksi itu akan tersimpan dalam benak anak-anak dan berefek buruk. Teror bom, menurutnya, telah merusak sendi-sendi kebangsaan serta mengotori mental anak-anak bangsa dengan budaya teror dan kekerasan.

Anak-anak, kata Maman, harus diselamatkan dari ketakutan dan tindakan kekejian tanpa perikemanusiaan yang dipertontonkan teroris. Aksi teroris akan memberikan efek traumatik yang buruk bagi anak-anak.

"Lebih parah lagi, bisa menginspirasi mereka melakukan tindakan teror serupa," ujar dia di Majalengka, Jawa Barat, seperti dilansir Antara, Jumat (26/5/2017).

Maman menegaskan pentingnya memproduksi konten narasi positif tentang kemanusiaan dan perdamaian untuk mengalahkan kuantitas dan kualitas narasi radikal ekstremis yang sangat provokatif.

"Narasi Islam moderat dan damai harus lebih diperbanyak daripada narasi teroris dan radikalisme yang harus diakui lebih provokatif, heroik, menantang, dan merangsang keingintahuan anak-anak muda," beber dia.

Maman pun mendukung berbagai langkah penanganan terorisme dan radikalismeoleh kepolisian. Namun, dia meminta penangkapan teroris tidak didramatisasi di hadapan anak-anak.

"Tidak boleh ada tindakan kekerasan yang dipertontonkan di hadapan anak-anak," tegas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya