Densus 88 Tangkap Karyawan Laundry di Sukoharjo

Petugas terlihat keluar membawa satu kardus dan kantong plastik yang diduga barang bukti, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mobil.

oleh Fajar Abrori diperbarui 29 Mei 2017, 17:24 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2017, 17:24 WIB
wahyudi
Ruko jasa cuci pakaian di Sukoharjo, Jateng, tempat bekerja Wahyudi yang ditangkap Densus 88 Antiteror, Senin (29/5/2017). (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Sukoharjo - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah ruko tempat jasa cuci pakaian yang beralamat di Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah. Penggeledahan tersebut dilakukan setelah salah satu karyawan jasa cuci pakaian tersebut ditangkap Densus 88 Antiteror.

Pantauan Liputan6.com, Senin (29/5/2017), sejumlah petugas kepolisian dengan senjata lengkap terlihat berjaga di depan ruko jasa cuci pakaian House of Laundry di Jalan Sidomukti No 33, Jatibaru, Cemani, Sukoharjo.

Selain itu, di depan kios laundry itu juga dipasang garis polisi selama proses penggeledahan yang dilakukan personel Densus 88. Selama proses penggeledahan berlangsung, masyarakat umum dilarang mendekat dan hanya berdiri di luar garis polisi.

Proses penggeledahan dilakukan petugas sejak pukul 13.00 WIB. Setelah menggeledah sekitar satu jam, petugas terlihat keluar membawa satu kardus dan satu kantong plastik yang diduga barang bukti, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mobil.

Wakapolres Sukoharjo Kompol Ifan Hariyat usai menyaksikan penggeledahan di dalam kios laundry tersebut enggan untuk berkomentar terkait penggeledahan oleh Densus 88 Antiteror. "Dengan Pak Kapolres saja ya," kata dia.

Dikenal Baik

Sementara itu, pemilik usaha laundry, Ayu Devia mengaku jika pria berinisial W telah menjadi karyawan di usaha cuci pakaian belum sampai satu tahun. Selain menjadi karyawan, W beserta istri dan anaknya juga tinggal di tempat usaha tersebut.

"Dulu kan ngontrak, terus saya cari lowongan karyawan laundry. Mas W daftar dan kerja di sini. Karena tidak ada yang jaga, maka ia dan istrinya tinggal di lantai atas," kata Ayu.

Selama menjadi karyawan, lanjut dia, W merupakan orang yang baik dan jujur. Bahkan, ketika azan berkumandang, ia selalu menutup kiosnya untuk bergegas menuju masjid untuk salat berjamaah.

"Lha siapa mengira Mas W seperti itu, dia orangnya sangat baik dan juga sering bercanda," ujar Ayu.

Dia mengaku melihat W terakhir pada hari Minggu kemarin karena masih jaga di kios laundry. Namun, berdasarkan informasi dari petugas polisi, penangkapan W dilakukan pada Senin pagi.

"Kemarin masih lihat, kan masuk kerja dan gantian shift dengan adik saya. Cuma tadi polisi bilang kalau tadi pagi penangkapannya," ujar Ayu.

Dalam penggeledahan di dalam kios laundry, Ayu mengatakan petugas mencari keberadaan paspor milik W, hanya saja selama proses penggeledahan tidak berhasil ditemukan. "Katanya cari paspor, tapi tidak ketemu," jelas Ayu.

Mengenai kabar keterlibatan W dalam jaringan terorisme, Ayu mengungkapkan informasi dari kepolisian jika yang terlibat adalah teman-teman dari saudara W. Akan tetapi dalam jaringan kelompok teroris mana, ia tidak tahu.

"Kalau kata Pak Polisi, teman-temannya yang terlibat terkait bom panci presto beberapa waktu lalu," Ayu memungkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya