Liputan6.com, Jakarta - Simple Man, pengarang cerita yang menginspirasi film "Pabrik Gula," mengangkat tradisi manten tebu sebagai salah satu sentral kisahnya. Ia sempat menyebut di akun X-nya, beberapa waktu lalu, bahwa tradisi itu benar-benar ada untuk merayakan panen tebu yang akan disuling jadi gula.
Melansir Good News from Indonesia, Jumat (4/4/2025), tradisi ini lahir di Tegal, Jawa Tegah, akibat melimpahnya hasil perkebunan tebu di sana. "'Ini (manten tebu) bukan sekadar ritual, tapi cara mereka mengucap terima kasih pada Bumi," tulis mereka.
Advertisement
Sejarah panjang gula dan Tegal sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka. Merujuk laman Indonesia.go.id, pabrik gula pertama di Tegal telah berdiri sejak 1832. Eksistensi kemudian melahirkan tradisi manten tebu, yakni acara kebudayaan untuk "menikahkan" dua batang tebu, layaknya sepasang manusia.
Advertisement
Ritual ini jadi penanda awal dimulainya musim panen tebu. "Pasangan" tebu yang menikah ini nantinya akan jadi tebu pertama yang diolah dalam mesin penggilingan pabrik gula, memulai perjalanan panjang proses penggilingan hasil panen tebu di daerah Tegal.
Penyelenggaraannya dimulai dengan menentukan calon pengantin tebu lanang (pria) dan tebu wadon (wanita). Biasanya, penyelenggaraannya dilengkapi tebu-tebu pengiring yang juga diambil dari perkebunan yang sama, satu hari sebelum acara.
Tebu-tebu ini akan dibersihkan, diberi pakaian, riasan, bahkan diberi nama. Pada hari yang telah ditentukan, pasangan "pengantin" ini akan melakukan prosesi temu manten, khas pernikahan Jawa, lengkap dengan doa dan harapan yang dipanjatkan pada keduanya.
Â
Prosesi Manten Tebu
Setelah resmi jadi manten, tebu diarak di sekitar kompleks pabrik gula. Ini merupakan simbolisme meluaskan kabar bahagia ke semua orang.
Arak-arakan ini kemudian akan berakhir ketika manten tebu diletakkan dalam mesin penggilingan tebu. Itu menandakan dimulainya fase penggilingan dan produksi gula di pabrik tersebut.
Budaya manten tebu disebut mengajarkan bahwa panen bukan tentang mengambil dari Bumi, tapi juga memberi kembali. Tanaman tebu ditanam dengan penuh rasa hormat dan kasih sayang sehingga hasil panen yang melimpah dianggap sebagai anugerah dari alam.
Melalui budaya ini, masyarakat diingatkan untuk selalu menjamin keberlanjutan. Manten tebu juga secara simbolik sebuah pengharapan untuk tebu-tebu bisa memberi keturunan yang baik dan manis. Melalui praktik kebudayaan ini, publik juga diajarkan memilih varietas tebu yang tepat sebagai manten, membiasakan diri menggunakan metode pertanian yang ramah lingkungan.
Upacara Manten Tebu juga tidak terbatas tentang hubungan dengan alam. Acara ini juga merupakan momentum yang mempersatukan masyarakat. Khususnya petani, pemilik pabrik, dan masyarakat sekitar.
Â
Advertisement
Simbolis Sakral
Demi keberlangsungan pabrik, pengelola dan petani menjalin simbiosis sakral yang melambangkan hubungan saling membutuhkan dan tidak tergantikan. Masyarakat juga diajak bergembira bersama, dari berbagai usia dan latar belakang, turut serta dalam upacara ini, menciptakan kebersamaan yang indah.
Sementara itu, film "Pabrik Gula" karya sineas Awi Suryadi tembus sejuta penonton pada Kamis, 3 April 2025. Kabar ini diumumkan produser MD Pictures, Manoj Punjabi, di akun Instagrqam terverifikasi, rangkum kanal Showbiz Liputan6.com. Angka keramat sejuta penonton ditembus Arbani Yasiz, Erika Carlina, dan kawan-kawan hanya dalam waktu 3,5 hari.
Manoj Punjabi menulis, "1 juta penonton sampai saat ini. Terima kasih buat semua buruh musiman yang sudah meramaikan bioskop! Siapa yang belum jadi buruh musiman? Waktunya FOMO!"
Berbicara pada kanal Showbiz Liputan6.com, Awi tidak henti mengucap syukur atas performa film "Pabrik Gula" yang menyala sejak hari pertama penayangan, Senin, 31 Maret 2025. Film itu tercatat mendulang 203 ribuan penonton pada hari pertama, lalu mencapai 500 ribuan pada Selasa, 1 April 2025.
Film di Libur Lebaran
"Bersyukur sangat. Di atas ekspektasi mengingat kemarin adalah hari pertama Lebaran, secara historis penonton baru datang ke bioskop di hari kedua," ulas Awi Suryadi yang sukses lewat "KKN di Desa Penari."
"Pabrik Gula" mengisahkan buruh musiman Fadhil (Arbani Yasiz), Endah (Ersya Aurelia), Naning (Erika Carlina), Hendra (Bukie Mansyur), Wati (Wavi Zihan), Dwi (Arif Alfiansyah) dan Franky (Benidictus Siregar) yang mengadu nasib. Mereka lalu ditempatkan di mes.
Di pabrik gula, ada aturan ketat. Salah satunya jam merah, yakni pukul 21, semua pekerja wajib masuk mes. Celakanya, hari pertama, Endah melihat, lalu membuntuti seseorang yang nekat keluar mes menuju area terlarang. Sejak itu, terjadi banyak hal janggal.
Seperti diketahui, ada lima film Indonesia yang berlaga di libur Lebaran 2025. Selain "Pabrik Gula," ada "Qodrat 2," "Norma: Antara Mertua dan Menantu," "Jumbo," serta "Komang." Mana pilihan Anda untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini?
Advertisement
