Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris berinisial AS ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Tetangga di sekitar kediaman AS mengaku sempat curiga dengan kegiatan di rumah yang bersangkutan setelah dia berubah penampilan.
"Istrinya setelah pakai cadar sama pakai celana gantung sudah tertutup. Sama warga udah enggak sering main. Dulu pas anaknya masih TK, suka nawarin makanan, Tupperware, buat sampingan lah," ujar seorang ibu yang enggan disebut namanya di Jalan Bambu Kuning Utara, Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (31/5/2017).
Menurut dia, AS mulai berubah sikap sekitar dua tahun lalu. Dia juga jadi agak emosional terhadap suara bising yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Advertisement
Terduga teroris Cipayung ini juga sempat membakar posko tempat anak-anak muda nongkrong, yang berada persis di samping rumahnya. Dia beralasan, suara para pemuda itu mengganggu kediamannya dan meresahkan.
AS juga mulai membuat pagar kayu di akses masuk ke rumahnya sekitar lima bulan lalu. Keberadaannya menjadi tertutup dan terasa sengaja dibuat agar terasing dari lingkungan sekitar.
"Curiga ya curiga. Kok lama-lama yang datang ke rumah Agus orang-orang berjenggot semua. Kalau pengajian sih tidak ada suara ngaji, karena rumahnya kan di dalam, jadi kegiatannya juga di dalam," jelas dia.
"Orang yang berjenggot banyak, enggak cuma laki-laki aja. Ada suami sama istri, anak. Anak yang dibawa itu juga tiga sampai lima anak dicadar juga. Itu yang kecil bercadar. Anaknya Agus aja juga bercadar," ibu itu menambahkan.
Berbeda dengan ibu tersebut, Ketua RT 07 RW 02 Bambu Apus, Dimas Jaelani mengatakan, AS merupakan warga yang dikenal ramah.
"Warga asli sini, kita kenal dia itu baik. Nggak macem-macem dan nggak disangka seperti itu. Malah dengan adanya seperti ini, saya sendiri pengurus RT juga teman mereka, kaget. Kok bisa seperti itu. Tiba-tiba dan sangat disayangkan sekali," ujar Dimas.
Hanya saja, dia mengakui bahwa AS memang telah berubah sikap. Yang bersangkutan lebih memilih untuk menjauh dari warga lingkungan tempat tinggalnya.
"Beliau seperti biasa bergaul. Memang dalam beberapa minggu ini ada sedikit perubahan. Sebelum bom Kampung Melayu, agak jarang komunikasi dengan warga. Biasanya kumpul sekarang jarang. Tapi sebelum-sebelum itu baik," Dimas menandaskan.