Patroli, Jawa Tengah - Kecelakaan heli berlangsung saat kabut menyelimuti kawasan perbuktian. Sempat terdengar suara dentuman keras karena lokasi hanya berjarak 7 km dari permukiman warga. Seluruh awak yang berjumlah delapan orang meninggal di lokasi. Mereka terdiri dari empat kru, termasuk kapten pilot haryanto dan empat anggota Basarnas.
Seperti yang ditayangkan Patroli Siang, Rabu (5/7/2017), heli tersebut sedianya tengah terbang menjalankan tugas kemanusiaan, membantu proses evakuasi korban lahar dingin di Gunung Dieng. Evakuasi korban tidak mudah. Selain kondisi malam, medan tebing dan cuaca buruk menyulitkan tim SAR. Namun setelah enam jam, delapan jenazah akhirnya bisa diangkat dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polri Jawa Tengah.
Baca Juga
Delapan korban tewas terdiri dari empat anggota penyelamat dari Basarnas Maulana Affqandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, Catur Bambang, dan empat kru helikopter, yakni Kapten Laut Haryanto, Kapten Laut Solihin, Serka Mpu Hari Marsono, dan Peltu Budi Santoso.
Advertisement
Tragedi heli regu penolong ini mengguncang anggota keluarga mereka karena baru saja berlebaran bersama. Di antaranyta istri korban Maulana Affandi yang jatuh pingsan begitu mendapati suaminya ikut menjadi korban. Keluarga tidak menduga komunikasi sebelum terbang ternyata menjadi pamitan terakhir Maulana. Delapan jenazah langsung diidentifikasi. Seluruhnya dinyatakan tewas di lokasi kejadian.
Identifikasi rampung, jenazah dilepas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Kapolda Jawa Tengah dan Kepala Basarnas untuk selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga di Lanud Ahmad Yani Semarang. Gubernur Jawa Tengah menyampaikan duka karena kehilangan delapan putra terbaik yang gugur dalam tugas kemanusiaan.
Satu dari korban tewas adalah Kapten Angkatan Laut Haryanto selaku pilot. Ia meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil. Sang istri sulit membayangkan membesarkan tiga anaknya tanpa kehadiran sang suami. Karier Kapten Haryanto selama 10 tahun di TNI Angkatan Laut tergolong cemerlang. Terakhir ia dipercaya mengawaki heli Basarnas. Korban sedianya diproyeksikan mengawaki heli panther antikapal selam, bahkan melakukan simulator di Singapura. Atas jasanya gugur dalam tugas, korban mendapat kenaikan pangkat menjadi Mayor Laut Anumerta Haryanto.
Tragedi Gunung Butak menghentak jajaran Basarnas. Investigas pun langsung dimulai. Bersamaan dengan evakuasi korban, tim SAR berhasil menemukan kotak hitam yang merekam apa yang terjadi sebelum heli jatuh. Namun kepala Basarnas memastikan heli buatan Prancis ini masih laik terbang karena memiliki sisa 10 jam terbang untuk 600 jam perawatan. Tim investigasi Basarnas terus mengumpulkan fakta, termasuk mengevakuasi puing heli untuk mengungkap penyebab kecelakaan ini. Kabut seperti kata warga memang menyelimuti kawasan pegunungan saat heli jatuh. Namun demikian, publik tetap harus menunggu hasil investigasi Basarnas dan KNTK untuk mengungkap misteri jatuhnya heli regu penolong itu.