Perjuangan Nenek Pemulung di Lamongan untuk Bisa Naik Haji

Dari hasil menjual sampah, Nenek Murip bisa mengumpulkan Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per hari untuk berangkat haji ke Tanah Suci Mekah.

oleh Maria Flora diperbarui 27 Jul 2017, 15:33 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2017, 15:33 WIB

Liputan6.com, Sumedang - Selama tujuh tahun memulung dan menjual sampah, seorang nenek di Lamongan, Jawa Timur, akhirnya bisa berangkat haji tahun ini. Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Kamis (27/7/2017), Nenek Murip setiap hari berkeliling desa mengumpulkan sampah.

Nenek berusia 70 tahun itu biasa mencari sampah hingga sejauh 20 kilometer, keluar dari desanya di Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Setelah berhasil dikumpulkan, sampah-sampah tersebut kemudian dijual kembali kepada pembeli yang datang ke rumahnya.

Dari hasil menjual sampah, Nenek Murip bisa mengumpulkan Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu per hari untuk berangkat haji ke Tanah Suci Mekah.

Tujuh tahun menabung, akhirnya nenek Murip bisa berangkat haji pada 1 Agustus 2017 bersama rombongan kloter 18 melalui embarkasi Surabaya.

Selain Nenek Murip, di Sumedang, Jawa Barat, Nenek Piah juga akan ke Tanah Suci. Meski usianya kini 106 tahun, nenek asal Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, ini masih mampu berjalan sendiri dan beraktivitas normal.

Nenek Piah mengaku, cita-cita pergi haji sudah diinginkannya sejak masih kanak-kanak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya