Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq mengapresiasi kegiatan manasik haji yang dilaksanakan Provinsi Sumatera Selatan. Menurutnya, bimbingan yang diberikan sangat baik dan diharapkan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain bahkan tingkat nasional.
“Manasik haji tidak sekedar membaca doa, tetapi bagaimana implementasi pelaksanaan haji. Karena itu, kami harapkan ilmu dan keberhasilan provinsi Sumsel bisa menjadi contoh di tingkat nasional,” kata Maman dalam pertemuan Komisi VIII dengan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin di Palembang, Senin (31/07/2017).
Politisi dari F-PKB ini menegasikan, ibadah haji sebagai rukun islam kelima harus memenuhi persyaratan isthitha’ah baik secara fisik maupun materi. Lebih jauh, menurutnya, bimbingan dalam manasik haji seharusnya bukan hanya sekedar bagaimana membaca doa yang baik dan benar, tetapi lebih menekankan implementasi pelaksanaan haji.
“Termasuk hal-hal sederhana, seperti masuk kamar hotel. Sebab, kami menemukan banyak jamaah haji yang belum pernah masuk hotel yang terkadang menimbulkan insiden kecil. Untuk itu diperlukan bimbingan lebih lanjut, supaya selama menjalankan ibadah haji para calon jemaah haji bisa tenang dan nyaman,” sambungnya.
Hal senada diungkapkan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, ibadah haji sebagian besar adalah fisik sehingga para Calon Jamaah Haji (CJH) membutuhkan pembekalan tidak hanya materi, tetapi juga secara teknis.
Menurut Alex Noerdin, pembekalan teknis yang diberikan kepada CJH mulai dari keberangkatan, pelaksanaan ibadah hingga kepulangan. Mengingat, sebagian besar CJH berasal dari daerah dan belum pernah naik pesawat. “Bayangkan kalau pesawat berangkat jam 6 pagi, ada 400 jemaah berebut 8 toilet, disitulah kadang terjadi huru-hara,” ungkapnya.
Sehingga dalam bimbingan manasik haji, lanjutnya, Calon Jamaah Haji diajarkan bagaimana memasang seat belt, masker, pelampung, dan yang terpenting belajar menggunakan toilet di pesawat.
Selain itu, pemerintah provinsi menyediakan fasilitas manasik, yakni Kabah dan lintasan Sa'i safa – marwah sepanjang 450 meter. Keduanya dibangun dengan ukuran yang hampir sama dengan yang ada di Tanah Suci. Bahkan, saat ini, pemerintah setempat sedang membangun sebuah hotel syariah, dilengkapi restoran timur tengah dengan konsep layaknya seperti hotel yang ada di Mekkah. Transaksi pun akan menggunakan mata uang real.
“Tujuannya, supaya masyarakat kita yang mau ibadah haji nanti sudah tau, makanan apa yang kira-kira akan cocok, harganya kisaran berapa, dan paling tidak bisa bahasa arab dikit-dikit,” pungkasnya.
(*)
Bimbingan Manasik Haji Sumsel Jadi Contoh Daerah Lain
Bimbingan yang diberikan sangat baik dan diharapkan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain bahkan tingkat nasional.
diperbarui 04 Agu 2017, 11:42 WIBDiterbitkan 04 Agu 2017, 11:42 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil dan Posisi Klasemen Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Keistimewaan HMAS Adelaide, Kapal Australia Pembawa 1.000 Orang yang Bersandar di Indonesia
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 usai Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Garuda Jaga Peluang Lolos
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kemenangan Gemilang Timnas Indonesia atas Arab Saudi dengan Skor 2-0
Hasil Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Dapat Kartu Merah, 10 Pemain Garuda Petik Kemenangan Perdana
Gol Marselino Ferdinan Bikin Timnas Indonesia Unggul di Babak Pertama
PDIP: Mau Ada 1.000 Effendi Simbolon di Kubu RK-Suswono, yang Menang Pramono-Rano
Analis: Penerbitan Obligasi Hijau BNI Bisa Jadi Acuan Perbankan
Cara Cek Kepemilikan Kendaraan Melalui KTP: Panduan Lengkap
Belajar dari Costco, Jeff Bezos Ubah Strategi Ciptakan Perusahaan Senilai Rp 31.637 Triliun
Makin Banyak Perempuan Indonesia Tak Ingin Punya Anak, Ini Plus Minus Childfree Bagi Kesehatan
Psikopat Adalah Penyakit Mental: Ciri, Penyebab, dan Pengobatannya