UTBK 2025, 377 Peserta Disabilitas Ikuti Seleksi

Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 mencatat partisipasi 377 peserta disabilitas di 21 lokasi, menunjukkan komitmen inklusivitas dalam pendidikan tinggi Indonesia.

oleh Sigit Tri Santoso Diperbarui 24 Apr 2025, 14:03 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 14:03 WIB
860.976 Calon Mahasiswa Perebutkan 259.564 Kursi di Perguruan Tinggi Negeri
Peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UPN Veteran, Limo, Depok, Jawa Barat, Rabu (23/4/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam inklusivitas dengan mengikutsertakan 377 peserta disabilitas dari berbagai kategori. Mereka mengikuti ujian di 21 lokasi berbeda di seluruh Indonesia, membuktikan komitmen pemerintah dan perguruan tinggi untuk menciptakan akses pendidikan yang setara.

Rincian peserta disabilitas terdiri dari 70 tunanetra, 98 tunadaksa, 192 tunarungu, dan 17 tunawicara. Partisipasi ini menandai langkah maju dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.

"Untuk tunanetra ini ada sejumlah 70 peserta, tunadaksa 98, tunarungu 192, tunawicara 17, sehingga total 377 peserta," kata Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok melalui konferensi pers di Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara, dilansir Antara, Rabu (23/4/2025).

Eduart menjelaskan pihaknya juga memfasilitasi penyandang tunanetra dengan waktu ujian khusus, yakni pada sesi 3 (24 April 2025) pagi hari.

Dukungan untuk Peserta Disabilitas di UTBK 2025

Sambut Calon Mahasiswa Difabel, Untirta dan UB Selenggarakan UTBK Inklusif
Sambut Calon Mahasiswa Difabel, Untirta Selenggarakan UTBK Inklusif. Foto: Untirta.... Selengkapnya

Eduart dalam keterangan terpisah menjelaskan bahwa peserta tunanetra difasilitasi dengan alat khusus riglet. Sementara itu, peserta tunarungu dan tunawicara mengikuti ujian bersamaan dengan peserta lain.

Tahun ini, UTBK diselenggarakan di 74 Pusat UTBK PTN dan 32 Sub-Pusat UTBK PTN. Sembilan di antaranya berada di pulau terluar seperti Karimun, Mentawai, Natuna, Aru, dan Tanimbar. Berbagai fasilitas dan akomodasi disediakan demi memastikan para peserta disabilitas dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan maksimal.

Peserta tunanetra mendapatkan fasilitas berupa waktu ujian khusus dan alat bantu berupa riglet, semacam kertas braille yang memudahkan mereka dalam mengerjakan soal. Di Universitas Brawijaya (UB), mereka juga difasilitasi dengan screen reader untuk mengubah teks layar menjadi suara, memastikan aksesibilitas informasi yang optimal. Selain itu, ruangan ujian terpisah disediakan untuk menjamin kenyamanan dan konsentrasi peserta tunanetra. 

Sementara itu, peserta tunarungu dan tunawicara mengikuti ujian bersama peserta lain. Meskipun detail dukungan tambahan belum dipublikasikan secara rinci, upaya untuk memberikan akomodasi yang sesuai kebutuhan tetap menjadi prioritas.

Fasilitas Aksesibilitas di Lokasi Ujian

Universitas-universitas penyelenggara UTBK berupaya keras menyediakan akses ramah disabilitas di lokasi ujian. Fasilitas seperti ramp, guiding block, dan lokasi ujian di lantai dasar telah disediakan untuk memudahkan akses bagi peserta disabilitas.

Universitas Brawijaya (UB), misalnya, telah memastikan lokasi ujian mudah diakses. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) bahkan menyediakan pendampingan bagi peserta disabilitas dari lobi hingga ruang ujian, memberikan rasa aman dan nyaman.

Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Imam Santoso, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025) menyatakan, "Peserta disabilitas dari berbagai daerah di tanah air yang mengikuti UTBK di kampus UB sebanyak 16 orang." Jumlah peserta disabilitas yang cukup signifikan ini menunjukkan upaya UB dalam menjangkau calon mahasiswa dari berbagai latar belakang.

Para peserta disabilitas didampingi pengawas selama melaksanakan ujian di Lab Komputer Gedung B, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Gedung ini dipilih karena aksesibilitasnya yang baik, termasuk ramp, guiding block, dan lokasi di lantai dasar. Fasilitas ini memastikan kenyamanan dan kemudahan bagi peserta disabilitas dalam mengakses lokasi ujian.

Teknologi dan Persiapan UTBK

Beberapa universitas telah melakukan persiapan yang matang untuk menghadapi UTBK 2025, termasuk menyediakan genset dan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk mengantisipasi masalah teknis. Komputer cadangan dan pengawas yang terlatih juga disiapkan.

Di UB, meskipun tidak ada pendampingan khusus dari relawan, teknologi seperti riglet dan screen reader telah dimaksimalkan untuk memberikan dukungan yang lebih baik kepada peserta tunanetra. Hal ini menunjukkan efisiensi dan efektifitas teknologi dalam mendukung inklusivitas.

Di Unesa, terdapat tim khusus yang mendampingi peserta disabilitas, memastikan mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan selama proses ujian. Pendampingan ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi peserta.

Pentingnya Surat Keterangan Fasilitasi

Bagi peserta disabilitas, sangat penting untuk melampirkan surat keterangan permohonan fasilitasi saat mendaftar UTBK. Surat ini akan membantu panitia menyediakan akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta.

Dengan adanya surat keterangan tersebut, panitia dapat mempersiapkan segala kebutuhan dan dukungan yang diperlukan, memastikan kelancaran ujian bagi peserta disabilitas. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan kesetaraan akses.

Proses pendaftaran yang memperhatikan kebutuhan khusus peserta disabilitas ini merupakan bukti komitmen untuk menciptakan sistem seleksi yang adil dan inklusif.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya