Petani Kakao di Mamuju Hadapi Banyak Masalah

Persoalan akses bibit, pupuk NPK Phonska dan hal lain telah menurunkan produktivitas petani setempat.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 07 Agu 2017, 13:01 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2017, 13:01 WIB
Petani Kakao di Mamuju Hadapi Banyak Masalah
Persoalan akses bibit, pupuk NPK Phonska dan hal lain telah menurunkan produktivitas petani setempat.

Liputan6.com, Jakarta Tim Komisi IV DPR RI saat berkunjung ke Mamuju, Sulawesi Barat menemukan bahwa petani kakao di Mamuju, Sulawesi Barat menghadapi banyak masalah. Dari persoalan akses bibit, pupuk NPK Phonska, hama, hingga lahan, jadi keluhan mayoritas patani kakao.

Masalah ini telah menurunkan produktivitas petani setempat. Saat berdialog, para petani kakao tersebut meminta bantuan Komisi IV atas masalah yang dihadapi. Selama ini, bibit kakao didatangkan dari luar Sulbar.
Semestinya, bibit kakao didatangkan dari Sulbar sendiri. Langkah ini bisa mensejahterakan para petani Sulbar dari hasil pembibitan.

"Saya akan membantu dan mendukung keinginan para petani dengan dibantu juga oleh pemerintah pusat dan provinsi agar mereka bisa mendengarkan keinginan sekaligus membantu persoalan ini," kata Wakil Ketua Komisi IV Roem Kono saat memimpin tim kunjungan kerja beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi IV Sulaeman L Hamzah yang ikut meninjau, mengatakan bahwa Dinas Pertanian setempat harus turun ke lapangan memberi penyuluhan kepada petani di Mamuju, agar kerusakan kakao tidak semakin parah. Mitra Komisi IV lainnya juga diimbau membantu memberi solusi bagi para petani di Mamuju.

Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membantu para petani. Ini juga yang diharapkan oleh Gubernur Sulbar Ali Baal, agar bantuan anggaran bisa segera dialokasikan untuk memperlancar produksi pertanian. Selain itu, perlu ada gerakan berkelanjutan secara nasional untuk meningkatkan produksi dan mutu kakao.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya