Gunung Agung Awas, Jadwal Pertemuan IMF-WB di Bali Belum Pasti

Pertemuan IMF-WB yang dijadwalkan Oktober 2018 menurutnya menunggu kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem normal dulu.

oleh Dewi Divianta diperbarui 25 Sep 2017, 07:59 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 07:59 WIB
Gunung Agung
Kebakaran melanda hutan di lereng Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: Istimewa/BNPB)

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, belum dapat memastikan batal dan tidaknya pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) yang dijadwalkan pada Oktober 2018. Hal itu menurutnya menunggu kondisi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem normal dulu.

"Kami masih menunggu bagaimana kondisi Gunung Agung saat ini dan belum bisa mengatakan apakah jadwal IMF-WB di Bali, karena pelaksanaannya masih cukup lama," ujar Luhut dalam kunjungannya memantau Posko Komando Logistik di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Minggu (24/9/2017).

Hal ini dikatakannya karena Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PWMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM belum menyatakan status gunung tertinggi di Bali itu meletus dan berapa besar dampak letusan yang diakibatkan sehingga mengganggu aktivitas penerbangan.

"Kita lihat dululah, kapan Gunung Agung ini meletus. Kapan meledaknya dan seberapa besar dampak gangguannya," tegas Luhut.

Dengan kedatangannya memantau posko pengungsi Gunung Agung, kata Luhut, secara tidak langsung pihaknya sudah menduga-duga bagaimana kondisi Bali ke depannya. "Terkait rencana lokasi lain untuk dilaksanaan IMF-WB, kami sedang memikirkan hal ini," ujarnya.

Pihaknya mengakui, pembahasan IMF-WB di Bali sudah didiskusikan dengan pihak terkait dan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait hal ini. "Apa pun kontinjensi untuk pelaksanaan IMF-WB ini harus dipersiapkan secara matang," ujar Luhut.

Ia mengharapkan, kondisi Gunung Agung tidak membawa dampak negatif terhadap masyarakat di Pulau Dewata dan wisatawan yang datang ke Bali.

Sebelumnya, Luhut dalam rapat nasional persiapan pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, beberapa waktu lalu mengatakan pertemuan IMF dan Bank Dunia yang dijadwalkan pada Oktober 2018 di Bali akan mendongkrak ekonomi daerah setempat, termasuk menggerakkan sektor usaha kecil menengah.

Dalam pertemuan IMF-WB yang direncanakan di Pulau Dewata itu, akan dihadiri 15 ribu orang dari 189 negara yang bergerak disektor UKM, sektor akomodasi perhotelan dan restoran.

Sejauh ini, dia menilai apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam penanganan tanggap darurat bencana Gunung Agung sudah sangat memadai. ‎"Apa yang dilakukan Pak Bupati (Klungkung) dan Ibu Bupati (Karangasem) sudah memadai ya," kata dia.

Travel Warning Australia

Sementara itu, ribuan turis Australia yang berencana mengunjungi Bali menghadapi situasi sulit. Pasalnya, perjalanan mereka terancam batal usai Kementerian Luar Negeri Australia mengeluarkan travel warning. Kebijakan itu dikeluarkan setelah status Gunung Agung meningkat dari Siaga menjadi Awas pada Jumat, 22 September 2017.

Akhir pekan ini, sudah lebih 15 ribu warga desa seputar kaki Gunung Agung dievakuasi. Pihak pejabat daerah telah mendeklarasikan periode darurat selamat satu bulan.

Evakuasi penduduk itu dikeluarkan setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meningkatkan status maksimum level empat dan memperluas zona eksklusif hingga 12 kilometer jauhnya.

Dikutip dari The Australian, Minggu (24/9/2017), travel warning itu dikeluarkan pada Sabtu, 23 September 2017.

Meski demikian, maskapai Jetstar yang memiliki penerbangan langsung ke Bali mengatakan, pihaknya akan tetap beroperasi sesuai jadwal.

"Namun, kami akan memonitor situasi," kata juru bicara maskapai yang tiap minggunya menerbangkan 10 ribu penumpang dari Australia ke Bali itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya