Mimpi Gubernur Ali Sadikin Membuat Ancol Serupa Disneyland

Rencana masuk gratis Ancol batal diterapkan. Gubernur Djarot ingin Ancol bisa diakses seluruh warga, seperti yang diinginkan Bung Karno.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2017, 19:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 19:30 WIB
Ali Sadikin
Ali Sadikin

Liputan6.com, Jakarta - Rencana masuk Ancol gratis pada 14 Oktober 2017 batal diterapkan. Pihak Ancol menyebut, butuh kajian lebih mendalam untuk menggratiskan warga masuk kawasan rekreasi tersebut.

Sikap keras Ancol ini sempat membuat Gubernur Djarot Saiful Hidayat meradang. Namun, dia memilih untuk menunggu kajian PT Pembangunan Jaya selaku pengelola kawasan Ancol. Djarot meyakini, PT Pembangunan Jaya akan tetap untung dari segi bisnis kendati menggratiskan warga untuk masuk Ancol.

Djarot pun mengungkit sejarah saat Bung Karno menginginkan agar DKI Jakarta mempunyai sarana rekreasi berupa pantai yang dapat dinikmati oleh warga dari seluruh kalangan.

Hal yang sama juga pernah diungkapkan Gubernur ke-9 DKI Jakarta Ali Sadikin. Dalam buku Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 yang disusun Ramadhan KH, Bang Ali, sapaan Ali Sadikin, mengatakan Proyek Ancol, yang dia resmikan merupakan gagasan besar Presiden pertama RI, Sukarno.

Warga menikmati suasana Pantai Ancol, Jakarta, Rabu (6/9). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, menetapkan kawasan Ancol sebagai lokasi perlombaan olahraga perahu layar dan jetski Asian Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut Ali, dulu kawasan Ancol merupakan wilayah rawa, tidak berpenghuni dan hanya menjadi lahan menganggur. Bung Karno lalu berambisi menjadikan lahan tersebut sebagai kawasan wisata.

"Beliaulah yang pertama-tama menyuguhkan gambarannya, supaya rawa-rawa itu ditenung jadi tempat bersantai-santai, bersenang-senang," kata Bang Ali.

Bang Ali juga mengatakan, pembangunan kawasan wisata Ancol ditujukan bagi warga menengah ke bawah. Karena itu, bila sudah resmi beroperasi, Bung Karno ingin agar Ancol dapat akses seluruh kalangan, khususnya warga menengah ke bawah.

"Orang-orang yang tinggal di rumah-rumah sumpek, di kampung-kampung yang padat memerlukan tempat-tempat untuk sedikit merasa lega," ungkap Bang Ali.

Tak hanya wisata Ancol, kawasan wisata lain seperti Taman Ria, Monas, Taman Margasatwa Ragunan, juga Taman Ismail Marzuki harus dapat diakses warga menengah ke bawah. Caranya dengan memberlakukan harga tiket masuk yang terjangkau.

"Macam penduduk kampung Kali Pasir yang dekat TIM (Taman Ismail Marzuki) harus bisa menikmati apa-apa yang ada di TIM," ujar Bang Ali.

Ambisi Buat Ancol Serupa Disneyland

Ambisi Ali Sadikin untuk memajukan pariwisata Jakarta muncul ketika ia mengujungi Los Angeles, San Diego, dan Las Vegas setelah berobat di San Francisco, Amerika Serikat.

Bang Ali mengatakan bahwa perjalanannya bukan sekadar hiburan, melainkan juga untuk studi banding, khususnya menggali potensi pariwisata dari Jakarta.

"Ketiga kota itu terkenal dengan beberapa hal yang bersangkutan dengan pariwisata dan tempat rekreasi. Dan apa-apa yang saya lihat di ketiga kota itu saya jadikan bahan untuk kemajuan Kota Jakarta," sebut Bang Ali.

Pada 1970, Bang Ali meminta pengusaha Ciputra dari PT Pembangunan Jaya melihat-lihat tempat rekreasi dan Disneyland di California.

"Dan ternyata Ciputra yang gesit dan berwawasan waktu itu benar cekatan pula memindahkan sebagian dari suasana di California itu hingga orang yang masuk di daerah Ancol sekarang bisa menghirup udara santai," tutur Bang Ali. (Andri Setiawan)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya