Jokowi Terima Presiden Niger di Istana Merdeka

Kunjungan Presiden Issoufou adalah yang pertama bagi pemimpin Niger sejak dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Niger pada 2011.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 16 Okt 2017, 11:11 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 11:11 WIB
Jokowi Presiden Niger
Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Niger Issofou di Istana Merdeka. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik Niger Mahamadou Issofou di Istana Merdeka Jakarta, Senin (16/10/2017).

Kunjungan Presiden Issoufou adalah yang pertama bagi pemimpin Niger sejak dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Niger, pada 2011.

Pantauan Liputan6.com, Presiden Issoufou tiba di Istana Merdeka pukul 10.29 WIB dan langsung disambut oleh Presiden Jokowi. Setelah itu, Jokowi dan Issoufou melakukan upacara penyambutan di Lapangan Istana Merdeka dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Jokowi juga akan mengajak Issoufou berfoto bersama, berbincang di veranda talk, pertemuan bilateral, penandatanganan nota kesepahaman, pernyataan pers bersama, dan makan siang.

Pada kesempatan ini, Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tentang Niger

Niger adalah negara yang terkurung daratan di Afrika Barat, terletak di sepanjang perbatasan antara Sahara dan wilayah Sub-Sahara. Niger berbatasan dengan Nigeria dan Benin di sebelah selatan.

Sebagian besar daerah Niger yang bukan gurun terancam mengalami kekeringan secara periodik dan penggurunan. Pusat kegiatan ekonomi terkonsentrasi di sekitar lahan yang subur di selatan negeri, ekspor bahan baku, terutama bijih uranium.

Sebagai negara yang terkurung oleh daratan, Niger menghadapi tantangan serius terhadap pembangunan, pendidikan yang buruk dan kemiskinan rakyatnya, kurangnya infrastruktur, perawatan kesehatan yang buruk, dan berbagai masalah lingkungan hidup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya