Penyu Reptilia Purba Pengembara yang Tersisa

Pantai Taman Kili-Kili yang terjaga dan minim gangguan laksana surga bagi penyu untuk berkembang biak.

oleh Rinaldo diperbarui 23 Okt 2017, 06:27 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 06:27 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Pagi itu terik, saat warga menemukan seekor penyu yang terdampar di Pantai Taman Kili-Kili, Trenggalek, Jawa Timur. Kesadaran warga tentang pelestarian penyu di pesisir Kecamatan Panggul sangat tinggi.

Semua elemen secara swadaya bersinergi membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) konservasi penyu.

Berbekal pengetahuan tentang penyakit pada manusia, juru sembuh yang sejatinya berdinas di puskesmas ini datang membantu.

Terbatas sumber dana dan manusia tak membuat Pokmaswas Taman Kili-Kili patah semangat, ketika menemukan penyu terdampar akibat sakit atau terlilit jaring nelayan.

Meski memiliki karapas atau tempurung yang keras, sejatinya hidup reptilia purba penjelajah samudera ini sangat rapuh.

Kondisi pantai yang terjaga dan minim gangguan membuat penyu percaya. Di sinilah tempat yang paling tepat menitipkan telurnya. Area konservasi penyu yang menempatkan warga sebagai aktor utama.

April hingga Juli adalah musim penyu merambah pantai. Periode bertambahnya kesibukan anggota Pokmaswas berpatroli.

Jejak panjang menjauh ke pantai jadi penanda momen istimewa. Penyu lekang alias penyu abu-abu.

Jenis yang paling banyak dijumpai di Pantai Taman Kili-Kili selain penyu belimbing, sisik, dan hijau. Inilah prosesi regenerasi penyu bernama latin lepidochelys olivacea.

Ketika ke pantai inilah penyu dalam kondisi yang sangat lemah, baik bagi dirinya sendiri maupun telur yang dibenamkan. Predator dan manusia jadi ancaman paling berbahaya.

Simak selengkapnya pelestarian penyu di Trenggalek, Jawa Timur, yang ditayangkan Potret Menembus Batas, Senin (23/10/2017), dalam tautan video di atas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya