Sahabat Novel Baswedan Sebut TGPF Dapat Bantu Polri

Sahabat Novel Baswedan menilai TGPF sangat diperlukan untuk mengungkap kasus ini.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 04 Nov 2017, 10:36 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2017, 10:36 WIB
populi center
Diskusi tentang 200 hari penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan di Jakarta, Sabtu (4/11/2017). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak terus mendorong pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Mereka menilai TGPF sangat diperlukan untuk mengungkap kasus ini. Mereka juga dapat membantu Polri.

"TGPF ini usaha untuk membantu polisi dan Pak Tito (Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian). Karena komitmen awal Pak Tito saat dilantik Pak Jokowi itu adalah menangani praktik korupsi di lingkungan polisi. Itu kalimat beliau yang saya ingat, saat diangkat pertama kali menjadi Kapolri," ucap Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017).

Oleh karena itu, dia mengatakan, TGPF ini juga sarana untuk menagih janji Tito. "Maka, sebenarnya TGPF ini, untuk menagih janji Pak Tito," jelas Dahnil yang juga sahabat dekat Novel.

Menurut dia, jika kasus Novel terungkap, Kapolri bisa membuka kotak pandora terkait motif penyerangan tersebut. "Mengusut kasus Novel, jelas membuka kotak pandora. Jika pelakunya ditangkap, akan ketahuan," tandas Dahnil.

Sebelumnya, hampir tujuh bulan berlalu, penanganan kasus penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum menemukan titik terang. Polda Metro Jaya yang menangani kasus tersebut menyatakan, penyelidikan kasus itu masih berjalan. Polisi masih memburu penyerang Novel.

"Kami juga sama ya, kami gamblang menyampaikannya. Yang penting kan ada yang melihat, kira-kira ada enggak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Jumat 3 November 2017.

Namun, pencarian pelaku masih terkendala minimnya bukti. Sejumlah CCTV yang berada di lokasi tidak bisa memperlihatkan secara jelas sosok pelaku penyerangan terhadap Novel dengan air keras.

"Kami sedang berupaya mencari. Kami sampai membawa CCTV ke Australia minta diperiksa," ujar Argo.

Meski memastikan penyelidikan masih berjalan, polisi belum berencana memeriksa kembali Novel sebagai saksi. Novel sendiri masih dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.

"Belum ada rencana (memeriksa Novel Baswedan lagi)," ucap Argo.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kasus Sulit

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengungkapkan, penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masuk dalam kategori hit and run. Kasus semacam ini, kata dia, sulit untuk diungkap.

"Jadi itulah yang saya sampaikan, kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit," kata Ari di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2017).

Bahkan, menurut Ari, kasus semacam ini baru bisa terungkap setelah bertahun-tahun diselidiki. Artinya, butuh waktu lama untuk mengungkapnya.

"Ada yang sudah empat tahun baru ketangkap dia pelakunya," ucap Ari.

Ari mengungkapkan, puluhan saksi dimintai keterangan. Namun, belum ada gambaran utuh peristiwa penyerangan Novel Baswedan yang bisa dihasilkan.

"Jadi, jalannya seperti ini, sehingga siapa yang kita harus mintai pertanggungjawaban, jadi sementara saksi-saksi ini. Setiap ada informasi pasti kita kejar," tandas mantan Kapolda Sulawesi Barat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya