Liputan6.com, Jakarta - Iptu P Anjang (50) dan Bripka Slamet Aji (53) kini masih terbaring menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Keduanya menjadi korban pembacokan saat mencoba membubarkan tawuran di kawasan Jalan Raya Jati Makmur, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat
Bripka Slamet menjadi korban dengan luka paling parah. Berdasarkan keterangan pihak RS Polri, dia menderita luka bacok dan tusukan di perut, tangan, dan kakinya. Sementara Iptu P Anjang terkena sabetan senjata tajam di sekitar bibirnya.
Setidaknya sudah ada 10 pemuda yang diamankan dalam kasus itu. Sebagian masih di bawah umur.
Advertisement
"Sudah kami amankan 10 orang, dan masih ada pengejaran lagi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Mereka adalah Fahmi AP (20) yang membacok lengan Bripka Slamet, Iman (20) berperan sebagai pelempar batako, AS (16), Heri (20) yang memukul dan melempar batu, serta Anggi O (20) memukul dan merekam video penganiayaan.
Selain itu ada dua bocah di bawah umur, yakni RR (14) dan I (16) yang berperan menjaga motor para pelaku. Kemudian Faris M (21) yang jadi pembacok korban, IOM (17) bertugas membacok korban dan pemilik senjata tajam, dan Diki A (22) yang belum diketahui pasti perannya.
Selain Iptu P Anjang dan Bripka Slamet Aji, masih ada lagi sederetan kasus penganiayaan terhadap polisi yang dilakukan oleh sekelompok remaja usia tanggung dan geng motor. Apa saja? Berikut ini uraiannya:
1. Brimob Dikeroyok di Mal Cibubur
Brigadir Lalu dikeroyok orang tak dikenal saat menemui seseorang di Mal Cibubur Junction, Ciracas, Jakarta Timur, Senin 27 November 2017 sekira pukul 12.30 WIB.
Peristiwa itu bermula saat Lalu bertemu seseorang bernama Mulyadi di sebuah kafe.Pertemuan kemudian berlanjut ke basement parkiran mal tersebut.
Namun sesampainya di basement, anggota Brimob tersebut tiba-tiba dikeroyok sekitar lima orang. Bahkan video keributan tersebut viral di media sosial.
Korban sempat melakukan perlawanan. Namun lantaran kalah jumlah, Brigadir Lalu tak bisa berbuat banyak. Warga yang ada di sekitar lokasi memberanikan melerai keributan tersebut. Pelaku pun melarikan diri.
Korban kemudian tersadar, senjata apinya hilang sesaat setelah dikeroyok orang. Diduga, senpi tersebut dibawa oleh salah satu pelaku. Belum diketahui apa motif pengeroyokan tersebut.
Dikonfirmasi sehari setelah peristiwa itu terjadi, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menyampaikan bahwa para pelaku telah menyerahkan diri.
"Menyerahkan diri ke Polda. Semua kayanya, 5-6 orang," ujar Andry saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Selasa 28 November 2017.
Namun Andry belum mengetahui secara rinci identitas pelaku pengeroyokan tersebut. Dia juga belum mengetahui keberadaan senjata api korban yang hilang saat terjadi pengeroyokan tersebut.
Advertisement
2. Polantas Dikeroyok Pelajar Tawuran di Tangerang
Aiptu Sugiri, Polisi Lalu Lintas (Polantas) dari satuan Polsek Cisauk, jadi korban pengeroyokan belasan pelajar di Cisauk, Kabupaten Tangerang. Para pelajar tersebut nekat menganiaya Aiptu Sugiri lantaran dicegah saat akan tawuran.
Kejadian bermula ketika Aiptu Sugiri tengah mengatur lalu lintas di depan SMAN 2 Cisauk Kabupaten Tangerang, Kamis 7 September 2017. Dari kejauhan, dia melihat truk mengangkut belasan pelajar di belakangnya.
Curiga akan terjadi tawuran, Aiptu Sugiri pun menghentikan truk tersebut dan menyuruh seluruh pelajar yang ada di belakangnya untuk turun.
"Ada salah satu pelajar berinisial A tidak terima, awalnya adu mulut, lalu mencoba memukul korban dengan tangan kanan tapi berhasil ditangkis," tutur Kasat Reskrim Polres Tangsel, AKP Alexander, Selasa 12 Agustus 2017.
Teman-teman pelaku lain yang melihat, langsung menghampiri korban dan pelaku sembari mengeluarkan senjata tajam yang mereka bawa. Terlebih saat itu Aiptu Sugiri bertugas sendirian, sehingga membuat berani pelajar lain untuk ikut menganiaya korban.
Salah satu dari mereka berinisial RR menyerang Aiptu Sugiri dengan clurit yang sebelumnya disembunyikan di dalam tas. "Menyerang dari arah belakang menggunakan clurit sebanyak dua kali, namun beruntung hanya mengenai (emblem) pangkat di bahu dan tidak mengakibatkan luka,” ujar Alexander.
Dari kejadian itu, 14 pelajar yang terlibat dibekuk. Masih ada 16 pelajar lainnya yang diduga terlibat dan sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
3. Brimob Dikeroyok Gerombolan Bermotor di TMII
Anggota Brimob Brigadir Maryanus diserang gerombolan bermotor di depan Masjid At Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu 24 Mei 2017dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, Ryan, sapaan Maryanus, sedang membeli makanan di warung pinggir jalan bersama istrinya.
"Peristiwanya benar tadi pagi. Tapi kami belum bisa memastikan siapa pelakunya. Yang pasti pelakunya menggunakan sepeda motor," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (24/5/2017).
Sapta menjelaskan, korban bersama istrinya semula dalam perjalanan pulang menuju Kelapa Dua, Depok. Di tengah perjalanan, tepatnya di depan Masjid At Tin, korban dan istrinya mampir beli makanan ke warung.
"Tiba-tiba sekitar 10 orang menyerang pengunjung warung-warung di sepanjang jalan depan TMII. Mereka membawa parang, balok besi, gir motor," tutur dia.
Korban sempat menanyakan alasan para pelaku melakukan penyerangan, namun tak digubris. "Pelaku langsung menyerang dengan menggunakan gir motor. Korban mencoba bertahan, tidak melawan dan tidak mengejar karena mengutamakan keselamatan istrinya," ucap Sapta.
Brigadir Ryan bersama istrinya pun dilarikan ke RS bhayangkara Polri Kramatjati. Akibat penyerangan itu, korban mengalami luka robek bibir bawah dan mendapatkan 10 jahitan, kepala belakang dan mendapat tiga jahitan, serta empat giginya patah.
Hingga kini kasus tersebut belum juga terungkap. Berdasarkan penyelidikan, pelaku diketahui berjumlah 10 orang dengan usia sekitar 20-an tahun. Minimnya keterangan yang diperoleh dari saksi membuat munculnya kendala dalam proses pengungkapan masalah itu.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Andry Wibowo menyampaikan, di sekitar lokasi kejadian sendiri tidak terpasang CCTV. Sebab itu, keterangan atau kemunculan saksi lain akan sangat membantu penyidik.
"Saksinya saja yang tahu kan begitu. Itu penyerangan dilakukan, diserang secara acak kan itu," tutur Andry saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu 4 Juni 2017.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement