Datangi SMPN 32 Pekojan, Ini yang Dilakukan KPAI

KPAI mengaku khawatir dengan bangunan-bangunan tua yang belum pernah direnovasi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 22 Des 2017, 12:53 WIB
Diterbitkan 22 Des 2017, 12:53 WIB
2 Komisioner KPAI mendatangi SMPN 32 Pekojan, Jakarta Barat
2 Komisioner KPAI mendatangi SMPN 32 Jakarta. Mereka meninjau bangunan yang roboh. (Liputan6.com/ Devira Prastiwi)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) datang langsung meninjau gedung SMPN 32 Pekojan, Jakarta Barat yang roboh. Dua orang komisioner KPAI yaitu Retno Listyarti dan Susianah Affandy melihat langsung ke dalam bangunan yang roboh tersebut.

Menurut Retno, kedatangan KPAI adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan, mengingat bangunan roboh berada dalam sekolah, di mana tempat anak-anak belajar.

"Pertama, KPAI melakukan pengumpulan data, keterangan, terkait upaya apa yang bisa kami lakukan," ujar Retno usai meninjau SMPN 32 Pekojan, Jakarta Barat, Jumat (22/12/2017).

Dia mengaku khawatir dengan bangunan-bangunan tua yang belum pernah direnovasi. Apalagi disebutkan, bangunan yang roboh di SMP tersebut dibangun pada 1812.

"Maka kami khawatir kalau ini terus menerus dipertahankan itu sudah roboh, nanti akan roboh yang lain," ucap Retno.

Sebagai komisi yang memang berkonsentrasi pada perlindungan anak, menurut Retno, tentu KPAI merasa penting sekali hadir langsung ke SMPN 32 Pekojan untuk melihat situasi dan kondisi yang sebenarnya di seluruh gedung-gedung.

"Jadi tadi kami keliling, jalan, untuk tahu seperti apa kondisinya, sehingga kami bisa merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk misalnya segera menyelamatkan anak-anak ini dengan tidak menggunakan setelah libur semester ini, jika memang kondisinya tidak memungkinkan," papar Retno.

 

Bangunan Dinilai Sudah Tak Layak

Terlalu Tua, Gedung SMPN 32 Pekojan Jakarta Barat Roboh
Seorang pria mengambil gambar reruntuhan bangungan SMPN 32 Pekojan Jakarta Barat yang roboh pada Kamis (21/12). Akibat peristiwa ini, dikabarkan tiga orang terluka. Dua di antaranya terkena serpihan reruntuhan bangunan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Retno menilai, gedung SMPN 32 ini sebenarnya sudah tidak layak digunakan lagi. Gedung sekolah berkali-kali kena banjir dan kelasnya juga sangat kecil.

Dia menuturkan, kondisi ruangan kelas sudah tidak layak digunakan. Kursi meja sampai menempel ke pintu keluar masuk. Meja guru juga hampir menempel dengan whiteboard.

Menurutnya, yang terpenting seharusnya adalah bagaimana memikirkan keselamatan anak-anak.

"Kalau berdasarkan 8 standar nasional pendidikan, itu sebenarnya tidak memenuhi standar minimum kelayakan. Dan ini kami memikirkan sekali keselamatan anak-anak," terangnya.

Retno bersyukur, saat kejadian gedung roboh tidak ada anak-anak murid yang berada di bangunan tersebut.

"Ini masih mending ketika roboh tidak ada anak-anak, bagaimana kalau kemudian sedang belajar dan mengalami roboh tadi, tentu ini akan memakan korban jiwa anak-anak," tegas Retno.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya