Detik-Detik Haru Saat Alum Dipisahkan dari Ayah yang Menculiknya

Bukan perkara mudah memisahkan gadis Argentina, Alum Langone Avalos (7) dari ayah yang diduga menculiknya.

oleh Anendya Niervana diperbarui 09 Feb 2018, 09:26 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2018, 09:26 WIB
Kasus hilangnya Alum merupakan kasus spesial di Argentina.
Kasus hilangnya Alum merupakan kasus spesial di Argentina. (Liputan6.com/Anendya Niervana)

Liputan6.com, Jakarta - Bukan perkara mudah memisahkan gadis cilik Argentina, Alum Langone Avalos (7) dari ayahnya, Jorge Gabriel Langone, saat ditemukan di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Bahkan butuh waktu lebih dari tiga jam untuk memisahkan anak dari ayah kandung yang diduga melarikannya itu.

Keduanya pun sempat menangis ketika akan dipisahkan.

"Sangat sedih. Mereka bahkan lebih butuh waktu lebih dari 3 jam untuk pisah. Dan si anaknya nangis, bapaknya juga nangis, kita semua sedih," kisah Sekretaris NCB- Interpol Indonesia Brigjen Pol Napoleon Bonaparte yang terlibat dalam penjemputan Alum.

Namun, melalui bujukan dari pihak kedubes, gadis itu bisa dibawa ke Jakarta tanpa terlihat murung lagi. Menurut Napoleon, Alum sangat dekat dengan sang ayah. Gadis yang dilaporkan hilang sejak 7 Juni 2017 ini tampak sangat "lengket" dengan Jorge selama perjalanan.

"Saat bapaknya menjemput di sekolah, membujuk dia pergi dan langsung ikut karena itu bapaknya. Dan ternyata langsung dibawa keluar meninggalkan Argentina," ungkap Napoleon perihal awal mula pelarian Alum oleh Jorge.

Oleh karena itu, tidak ada kondisi Alum yang perlu dikhawatirkan saat ditemukan. Kendati berat berpisah, Jorge tidak melakukan perlawanan dan tetap koperatif saat ditahan pihak kepolisian.

Napoleon juga menambahkan, karakteristik ayah Alum yang sedikit hippie. "Bapaknya ini semi-hippies, rambutnya gondrong, seniman, pemain gitar," papar Napoleon.

Jorge cenderung memilih lokasi pedesaan saat melarikan Alum seperti di Brasil, Bolivia, termasuk Tanah Toraja yang jauh dari akses teknologi. Dia juga tidak memberi pendidikan kepada Alum melalui sekolah formal selama pelarian.

"Tetapi di tasnya, ransel kemarin ketemu banyak buku. Dialah yang sebagai bapak memberi pelajaran ke si anak," beber Napoleon.

Meski begitu, Napoleon kagum dengan Jorge sebagai pendidik tunggal Alum. Alum dinilai Napoleon sebagai anak yang cerdas meski usianya baru tujuh tahun.

"Si anak ini jago dan lancar sekali bahasa Inggris dan ilmunya bagus sebagai seorang anak berumur 7 tahun," ucap Napoleon.

 

Masih Ditahan

Penculikan Bocah Asal Argentina Berakhir di Tana Toraja
Bocah asal Argentina itu diculik ayahnya saat bersekolah. Mereka kemudian berkeliling dunia hingga tiba di Tana Toraja. (dok. interpol/Fauzan)

Jorge dan rekan wanitanya yang ikut dalam pelarian Alum, Candela Gutierezz masih berada di Polda Sulsel. Hal ini berkaitan dengan red notice yang didapatkan keduanya.

"Untuk si bapak dan teman perempuannya, karena berlaku red notice yaitu perintah menangkap, mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum Argentina, maka kita amankan dan kita serahkan ke imigrasi," tutur Napoleon.

Rencananya, Jorge dan Candela akan segera dideportasi selambat-lambatnya minggu depan. Sementara Alum sendiri telah bersama sang ibu di suatu tempat di Jakarta dan akan bertolak ke Argentina pada Sabtu ini.

Alum sebelumnya dinyatakan diculik oleh ayah kandungnya, yang sudah bercerai dengan ibu kandung Alum, pada 4 Juni 2017 saat berada di sekolah. Dari Argentina, sang ayah bersama pacarnya membawa Alum ke beberapa negara, hingga akhirnya berada di Jakarta.

Alum bersama ayahnya masuk ke Indonesia melalui Batam, lalu ke Jakarta, kemudian ke Sulawesi Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya