Liputan6.com, Jakarta - Utusan Presiden dalam Dialog dan Kerjasama Antara Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin, menyatakan enam agama yang hidup dan tumbuh di Indonesia tidak melulu berbeda, tapi memiliki banyak persamaan. Hal itulah yang menjadi tolok ukur bersama kemajuan di Indonesia.
"Itu memiliki persamaan yang banyak seperti dalam kerukunan dan kerjasama untuk bangsa Indonesia," kata Din Syamsuddin dalam sambutan di Puncak Perayaan Agenda PBB World Interfaith Harmony Week, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2018).
Baca Juga
Persamaan itulah, kata Din, yang membuat Indonesia kokoh dan tidak mudah dipecah belah oleh pihak-pihak tertentu.
Advertisement
"Dengan kerukunan, persatuan dan kesatuan Indonesia yang menentukan bisa untuk kemajuan bersama," jelas Din Syamsuddin.
Di tempat sama, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan kegiatan ini sekaligus untuk mengingatkan semua pihak tentang komitmen toleransi umat beragama yang harmoni dan bersatu.
"Apalagi itu dilakukan oleh pimpinan atau pemuka umat beragama organisasi-organisasi keagamaan," ujar dia.
Terpenting, kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut setiap umat dapat saling mewaspadai pihak-pihak yang ingin merusak kerukunan umat beragama di Indonesia.
Sebab, kata dia, terdapat pihak yang menyerang salah satu agama sehingga agama tersebut dapat memberikan kecurigaan kepada agama yang lainnya.
"Menurut saya tantangan dari umat beragama yaitu untuk tetap waspada ada pihak-pihak yang ingin megacobalokan kehidupan beragama di Indonesia," jelas Hidayat.
Tujuan Bersama
Perwakilan dari pemuka-pemuka agama di seluruh Indonesia berkumpul di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, hari ini. Para pemuka agama pun saling curhat satu sama lain dan mencari jalan keluar untuk tetap saling menjaga keharmonisan dalam bernegara.
Utusan Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama, Din Syamsuddin mengatakan, pertemuan berlangsung santai namun tidak mengurangi makna dan tujuan pertemuan itu.
"Dirancang biar bicara dari hati ke hati, curhat mengemukakan apa saja yang terjadi. Proses dialognya sangat akrab, terbuka, terus terang penuh dengan tenggang rasa dan toleransi, saling memahami hasilnya menjadi penting bagi bangsa dan negara," kata Din usai menutup acara Musyawarah Besar Pemuka-Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa, Sabtu (10/2/2018).
Din melanjutkan, pertemuan yang digelar selama 3 hari itu juga merumuskan poin-poin kesepakatan dalam membangun kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Hasilnya lancar dengan merumuskan beberapa hal yang sangat penting, membangun kerukunan umat beragama yang tentunya mempunyai implikasi bangsa dan negara," imbuh Din.
Advertisement