Liputan6.com, Melbourne Ujian Nasional NAPLAN di Australia yang bertepatan dengan bulan Ramadan menimbulkan tantangan bagi siswa Muslim.
Selama dua tahun terakhir, ujian tersebut bertepatan dengan bulan suci Ramadan, saat umat Muslim berpuasa. Bagaimana siswa-siswa ini menghadapi ujian penting ini sambil menjalankan ibadah puasa?
Jadwal tersebut sempat dikecam oleh ketua Asosiasi Sekolah Islam Australia di Victoria, Fazeel Arain, yang mengatakan puasa dapat memengaruhi tingkat energi dan konsentrasi di kalangan siswa.
Advertisement
"Ini menunjukkan kurangnya pertimbangan terhadap kebutuhan siswa Muslim," kata Fazeel Arain seperti dikutip dari ABC Indonesia, Rabu (19/1/2025).
"Penjadwalan ujian yang membutuhkan kerja keras selama Ramadan mengabaikan poin keberagaman siswa Australia dan gagal mengakomodasi aspek penting dari kepercayaan kami."
Meskipun tidak ada data spesifik mengenai pengalaman pelajar Indonesia dalam ujian NAPLAN saat berpuasa, berbagai sumber menunjukkan adanya kekhawatiran akan dampak negatif puasa terhadap performa ujian. Namun, ada juga pengalaman siswa yang justru merasa lebih fokus saat berpuasa. Perbedaan pengalaman ini menunjukkan kompleksitas isu ini dan perlunya pendekatan yang sensitif dan inklusif.
Ia mengatakan penjadwalan NAPLAN "mencerminkan masalah sistemik yang lebih luas mengenai pengakuan dan penghormatan terhadap keberagaman agama dan budaya dalam pembuatan kebijakan."
Untuk Siapa Ujian NAPLAN?
Ujian Nasional NAPLAN diadakan setiap tahun bagi siswa Kelas 3, 5, 7, dan 9 di Australia.
Hasil ujian tersebut dianggap penting karena membantu pemerintah mengalokasikan sumber daya pembelajaran dan menyempurnakan program pengajaran.
NAPLAN dijalankan secara serentak di sekolah seluruh Australia selama dua minggu pada bulan Maret, yang di tahun ini bertepatan dengan Ramadan.
Tahun depan, Idul Fitri, yang menandai berakhirnya Ramadan dan merupakan hari di mana banyak sekolah Islam akan tutup, akan jatuh di tengah periode ujian NAPLAN.
Tanggal Ramadan yang terus berubah menjadi masalah besar bagi administrator akademis, yang ingin NAPLAN diadakan pada waktu yang sama setiap tahun.
Ini untuk memastikan kumpulan data jangka panjang dapat diandalkan, konsisten, dan dapat dibandingkan.
Mereka juga harus menyesuaikan dengan tanggal semester yang berbeda di setiap negara bagian Australia.
Apa yang Dapat Dilakukan Sekolah?
Bukan hanya puasa yang bisa mempengaruhi kinerja siswa, tetapi juga gangguan pola tidur, menurut Profesor Bidang Agama dan Pendidikan di Universitas Edith Cowan Melanie Brooks.
"Rutinitas keluarga berubah. Mereka tidur lebih larut, tapi mereka bangun lebih awal," katanya.
"Beberapa keluarga dan siswa mungkin khawatir mereka tidak akan dapat melakukan performa terbaik mereka, terutama jika ujian dilakukan di sore hari saat mereka mungkin merasa sedikit lebih lelah."
Profesor Brooks mengatakan sekolah dapat mendukung siswa dengan mengadakan ujian lebih awal, memastikan ruang ujian "sejuk dan nyaman" dan memodifikasi program pendidikan jasmani.
"Sekolah benar-benar melakukan yang terbaik yang mereka bisa tetapi selalu ada ruang untuk perbaikan.""Populasi di sekolah sangat beragam dan yang terpenting adalah mempertahankan kepemimpinan dan pedagogi yang responsif secara budaya."
Yang terpenting, Profesor Brooks mengatakan para pendidik harus meluangkan waktu setelah NAPLAN untuk meninjau pendekatan mereka, meminta masukan dari keluarga Muslim, dan berbagi strategi yang berhasil dengan sekolah lain.
"Secara keseluruhan, yang terpenting adalah memastikan bahwa guru memiliki pemahaman tentang Ramadan, mereka siap membantu siswa mereka, dan mereka menjaga lingkungan sekolah yang inklusif," katanya.
Advertisement
Apakah Sudah Berkonsultasi dengan Warga Muslim?
Badan yang bertugas menjalankan NAPLAN, Otoritas Kurikulum, Penilaian, dan Pelaporan Australia, mengatakan telah bekerja sama dengan Asosiasi Sekolah Islam Australia.
Mereka melakukannya "untuk memastikan kami memiliki panduan bagi sekolah dan guru untuk mendukung siswa yang berpuasa."
"Sekolah didorong untuk menjadwalkan ujian mereka sesegera mungkin dalam tenggat waktu ujian dan didorong untuk menjalankan ujian NAPLAN di pagi hari untuk memastikan tenaga siswa yang berpuasa ada pada titik tertinggi," kata seorang juru bicara.
"Orang tua dan pengasuh yang menghadapi masalah harus langsung menghubungi sekolah anak mereka."
Fazeel mengatakan sekolah sudah melakukan "segala yang dapat dilakukan" untuk mendukung siswa.
Salah satunya dengan memperpendek jam sekolah dan menyelenggarakan ujian di pagi hari "untuk memastikan siswa bisa melakukan performa sebaik-baiknya."
"Meskipun ada upaya-upaya ini, masalah mendasar tetap ada: tanggung jawab tidak seharusnya dibebankan kepada sekolah akibat keputusan penjadwalan yang buruk," katanya.
Apa Pendapat Siswa tentang Puasa?
Kebanyakan umat Muslim mulai menjalankan puasa Ramadan setelah pubertas, namun, Kinan, yang berusia 14 tahun, mulai menjalankan puasa setengah hari saat berusia enam tahun.
"Lebih sulit berpuasa di sekolah, terutama saat istirahat saat semua teman sedang makan," katanya.
"Dan saya rasa saya tidak bisa berkonsentrasi dengan baik karena saya banyak memikirkan makanan."Meskipun demikian, ia tidak merasa kondisi ini akan memengaruhi hasil NAPLAN-nya.
"Saya tidak yakin apakah hal itu benar-benar mengubah pembelajaran saya," katanya.
"Tetapi saya memang terkadang merasa lapar."
Kinan mengatakan guru dan teman-temannya "sangat mendukung" dan Ramadan merupakan kesempatan "untuk menjadi Muslim yang lebih baik secara keseluruhan."
"Tujuan utama puasa adalah untuk membuat diri lebih disiplin," katanya.
"Kami biasanya memberi sedekah, bersikap lebih baik kepada orang lain, lebih banyak membaca Al-Qur'an, membantu orang lain, dan berusaha untuk tidak melakukan banyak dosa."
Bagaimana orang tua mendukung anak-anak mereka?
Raza, seorang siswa sekolah dasar di Australia, mengatakan ia adalah satu-satunya siswa di kelasnya yang berpuasa tahun ini.
Ibunya, Vaessy Usatryanti, yang tinggal di Adelaide telah menjaga dengan saksama putranya yang berusia 11 tahun Raza selama ujian NAPLAN.
Vaessy memastikan gurunya mengetahui kalau Raza puasa dan telah memberikannya vitamin dan madu untuk energi tambahan.
"Saya bilang padanya, cuaca akan sangat panas, jika merasa terlalu panas dan harus membatalkan puasa, tidak apa-apa," katanya.
Namun ketika ujian NAPLAN pertama, Raza tetap berpuasa.
"Ia sangat bangga."Raza adalah satu-satunya siswa yang berpuasa di kelasnya.
Meskipun tidak minum menjadi tantangan tersendiri, ruang kelas ber-AC dan waktu makan siang yang tidak membutuhkan banyak tenaga telah membantunya bertahan di tengah cuaca panas.
"Saya sangat bangga. Saya sebenarnya sempat berpikir tidak mau melakukannya," katanya.
"Tetapi karena saya sangat fokus pada NAPLAN, saya tidak perlu khawatir tentang puasa."
Advertisement
