Benarkah Maulid Nabi Termasuk Bid’ah? Simak Pandangan Ustadz Adi Hidayat

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memicu perdebatan panjang: bid'ah atau tradisi terpuji? Pahami pro-kontra dan berbagai perspektif ulama dalam artikel ini.

oleh Silvia Estefina Subitmele Diperbarui 19 Mar 2025, 15:24 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2025, 15:24 WIB
arti maulid nabi
arti maulid nabi ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriah yang memiliki keutamaan tersendiri. Di bulan ini, terjadi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Rabiul Awal adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada 12 Rabiul Awal tahun gajah (570 M).

Selain itu, bulan ini juga dikenal sebagai bulan sholawat, di mana umat Islam dianjurkan memperbanyak doa dan pujian untuk Rasulullah SAW. Mayoritas umat Islam memperingati Maulid Nabi dengan berbagai tradisi yang berbeda di setiap daerah. Di Indonesia, perayaan ini dilakukan dalam bentuk beragam kegiatan, seperti tradisi Bungo Lado di Minangkabau, Muludhen di Madura, Kirab Ampyang di Kudus, serta berbagai perayaan lainnya yang penuh makna.

Namun, bagaimana sebenarnya hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW? Apakah merayakannya termasuk bid’ah? Berikut penjelasannya menurut pandangan Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang dirangkum pada Rabu (19/3/2025).

Promosi 1

Pendapat Ustadz Adi Hidayat

Ustadz Adi Hidayat atau UAH
Ustadz Adi Hidayat atau UAH. (Foto: YouTube Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Bagi setiap umat muslim yang merayakan dan memperingatinya akan diberikan kenikmatan di dunia dan akhirat. Sesuai dengan Firman Allah Ta’ala:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوباً عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَآئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالأَغْلاَلَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُواْ بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُواْ النُّورَ الَّذِيَ أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ -١٥٧

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang-orang beruntung.” (Q.S. al-A’raf: 157).

Merujuk kepada ceramah Ustadz Adi Hidayat pada kanal YouTube @Kita Berhijrah, beliau mengatakan bahwasanya maulid memiliki arti waktu kelahiran. Sedangkan maulud berarti bayi yang dilahirkan (dalam hal ini adalah Rasulullah SAW). 

“Ketika seseorang menolak maulid atau maulud Nabi Muhammad SAW, dapat dikatakan bahwa ia menolak kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah.” Ucap Ustadz Adi Hidayat.  

Karena, seharusnya ketika Nabi Muhammad lahir, umat Islam bergembira dan bahagia seperti halnya yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Isa saat mendengar kabar kedatangan Nabi Muhammad SAW jauh sebelum beliau lahir. 

Berita gembira tentang lahirnya Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Al-Qur’an dan ajaran Islam, terdapat dalam QS. Yunus ayat 57-58:

“Wahai seluruh manusia, telah datang kepadamu tuntunan dari Tuhanmu, obat bagi penyakit-penyakit yang terdapat dalam dada, hidayat dan rahmat bagi orang-orang mukmin. Sampaikanlah wahai Nabi Muhammad, bahwa itu adalah anugerah Allah dan rahmat-Nya dan karena itu hendaklah mereka bergembira (menyambutnya), itu lebih baik daripada apa yang mereka senantiasa kumpulkan.”

 

Ekpresi Kegembiraan dan Rasa Syukur atas Kelahiran Nabi SAW

Kemeriahan Kirab Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW
Perayaan Maulid Nabi menjadi sarana untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Pada umumnya, para ulama membolehkan memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan maulid adalah bentuk ekspresi kegembiraan umat atas lahirnya Nabi Muhammad SAW yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan. 

Dalam menyikapi maulid Nabi Muhammad SAW, umat Islam hendaknya bergembira dengan kabar tersebut. Bahkan, Nabi Muhammad sendiri sebagai wujud syukur atas kelahirannya, beliau melaksanakan puasa pada hari Senin tanggal 12 rabiul awal. 

Mengutip dari NU Online, dalam shahih Muslim dari hadis Abu Qatadah:

“Diriwayatkan dari Abi Qatadah al-Ansari, sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu diturunkannya Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim). 

Kegembiraan akan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW bahkan dirasakan oleh Abu Lahab yang merupakan paman Nabi Muhammad. Meskipun Abu Lahab membenci Nabi Muhammad SAW, akan tetapi ia pernah sangat bergembira atas lahirnya Rasulullah. 

Mendengar kabar Siti Aminah melahirkan anak laki-laki, Abu Lahab segera meneriakkan puji-pujian atas kelahiran keponakannya sepanjang jalan. Saking gembiranya, Abu Lahab mengundang tetangga serta kerabat untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Dan sebagai tanda syukurnya, Abu Lahab memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah. Sehingga, sebab kegembiraan tersebut, Abu Lahab mendapat keringanan siksaan setiap hari Senin. 

Makna dan Tujuan Peringatan Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar tradisi tahunan yang bersifat seremonial. Lebih dari itu, momen ini memiliki makna mendalam serta tujuan mulia dalam mendekatkan umat Islam kepada ajaran Rasulullah SAW. Berikut beberapa aspek penting dari peringatan Maulid Nabi:

Refleksi Spiritual dan Penguatan Keimanan

Maulid Nabi menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan refleksi spiritual. Momen ini mengajak umat untuk merenungi kembali nilai-nilai utama dalam ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Melalui berbagai kegiatan seperti kajian keislaman dan pembacaan sejarah Nabi, umat dapat memahami lebih dalam perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. Refleksi ini membantu memperkuat iman serta meningkatkan kesadaran dalam mengamalkan ajaran Islam dengan lebih baik.

Sarana Edukasi Keislaman

Peringatan Maulid Nabi berperan sebagai media pembelajaran, terutama bagi generasi muda, dalam mengenal lebih dekat kepribadian dan akhlak Rasulullah SAW. Kisah-kisah perjuangan beliau disampaikan melalui berbagai metode interaktif agar lebih mudah dipahami. Tidak hanya menambah wawasan sejarah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami keteladanan Rasulullah, generasi muda dapat mengambil inspirasi dalam menjalani kehidupan berlandaskan ajaran Islam.

Mempererat Ukhuwah Islamiyah

Peringatan Maulid Nabi menjadi ajang yang mempererat persatuan di antara umat Islam. Berbagai kalangan masyarakat berkumpul tanpa memandang perbedaan status sosial, ekonomi, maupun mazhab untuk bersama-sama mengikuti kegiatan seperti pembacaan shalawat, kajian keagamaan, dan aksi sosial. Kebersamaan ini menumbuhkan rasa persaudaraan dan semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Revitalisasi Nilai-Nilai Islam

Di tengah arus globalisasi, peringatan Maulid Nabi menjadi momen penting untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam dalam kehidupan modern. Umat Islam diingatkan tentang pentingnya akhlak yang mulia, kejujuran, kesederhanaan, serta nilai-nilai luhur lainnya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Proses revitalisasi ini menjadi sangat relevan dalam menjaga jati diri umat Islam agar tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama.

Media Dakwah yang Relevan

Di era digital, peringatan Maulid Nabi berkembang menjadi sarana dakwah yang lebih kreatif dan kontekstual. Dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, pesan-pesan keislaman dapat disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan menjangkau audiens yang lebih luas. Pendekatan modern dalam perayaan ini membuat dakwah lebih mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya