GP Ansor: Penyerang Gereja Lidwina Gila Agama

Ketua Umum GP Ansor menduga ada motif atau agenda setting atas serangkaian aksi teror pemuka agama, yang terakhir di Gereja Lidwina.

oleh Muhammad Ali diperbarui 12 Feb 2018, 13:47 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 13:47 WIB
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. (yaqut-cholil.com)

Liputan6.com, Incheon - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap jemaat Gereja St Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta. Yaqut menduga ada motif atau agenda setting atas serangkaian aksi teror belakangan ini. 

"Kami minta aparat kepolisian usut tuntas kasus penyerangan Gereja St Lidwina, dan apa motif di belakangnya. Jangan asal dibilang pelakunya diduga gila. Masak dari semua kejadian pelakunya gila semua. Aneh," tegas Yaqut pada sela acara Diklat Terpadu Dasar Pimpinan Cabang GP Ansor Korea Selatan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/2/2018).

Gus Yaqut, sapaan akrabnya, tidak yakin pelaku benar-benar gila. Apalagi kasus teror ini terjadi tidak berselang lama dan menimpa tokoh agama, mulai NU, Persis, biksu di Tangerang, dan sekarang umat Katolik di Sleman. 

"Kalau menurut saya, pelaku memang gila, tapi bukan secara psikologis atau fisik, tapi tergila-gila agama. Pelaku gila karena pemahaman agama yang salah," tegas dia. 

Gus Yaqut mengatakan, menurut info yang diterima pihaknya, pelaku teror di Gereja St Lidwina bernama Suliyono tersebut terindikasi mulai terpapar radikalisme agama pasca-Pilkada DKI Jakarta. Pelaku diketahui juga sebagai mahasiswa dan menjadi santri di Pondok Pesantren Sirojul Muhlisin, Topo Lelono, Secang, Magelang, Jawa Tengah. 

Menurut Gus Yaqut, dengan latar belakang pelaku seperti itu, jelas ada motif di balik serangkaian kasus teror belakangan ini. Selain motif agama sangat mungkin ada motif politik di belakangnya. 

"Sebab itu, sekali lagi saya minta aparat mengusut tuntas kasus ini, termasuk kasus-kasus sebelumnya. Saya ingatkan kepada pihak-pihak di luar sana, jangan macam-macam terhadap Indonesia, jangan ganggu Indonesia. Kita akan lawan setiap upaya yang mengancam Indonesia," tegasnya. 

 

Ansor Gali Motif Penyerangan

Kesedihan Sultan Yogya Usai Gereja St Lidwina Diserang
Sultan Yogyakarta, Hamengku Buwono X meminta maaf atas insiden penyerangan Gereja Santa Lidwina yang mengakibatkan empat orang terluka. (Liputan6.com/Yanuar H)

Gus Yaqut mengingatkan, jangan mempertaruhkan Indonesia untuk kepentingan sesaat, atau kepentingan politik atas nama apa pun. 

"Dengan sumber daya yang kita punya, info yang kita gali, GP Ansor juga sedang cari apa motif sebenarnya yang terjadi. Ini masalah serius. Aparat harus tuntas usut semua kasus tersebut jangan sampai tercipta instabilitas," ujar Gus Yaqut. 

Dia menginstruksikan anggota Banser turun mengamankan gereja di Sleman maupun di Yogyakarta. 

"Saya instruksikan Banser berkoordinasi dengan aparat kepolisian ikut membantu mengamankan tempat-tempat ibadah, termasuk gereja yang di Sleman dan Yogyakarta," katanya. 

Penyerangan di Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarya, terjadi pada Minggu, 11 Februari 2018 pagi saat misa tengah berlangsung. Penyerangan diketahui bernama Suliyono, seorang mahasiswa berusia 23 tahun.

Pria asal Banyuwangi ini membawa pedang dan melukai empat orang yang tengah beribadah di dalam gereja. Polisi pun menembak pelaku karena terus menyerang jemaat dan petugas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya