Liputan6SCTV, Amerika Serikat - Pendiri Facebook Mark Zuckerberg akhirnya buka suara, terkait skandal pelanggaran privasi Facebook berupa pencurian data pengguna. Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Minggu (25/3/2018), meski mengaku bertanggung jawab, permintaan maaf Mark Zuckerberg tak serta-merta mengurangi kepercayaan warganet terhadap jejaring sosial tersebut.
Pencurian data pengguna Facebook oleh perusahaan tambang data Cambridge Analytica, yang digunakan untuk mempengaruhi para para pemilih dalam kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump, beberapa waktu lalu, membuat sejumlah pengguna mulai meninggalkan Facebook. Apalagi setelah muncul tagar #deletefacebook.
Setelah sempat menghilang usai heboh bocornya data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, Pendiri Facebook Mark Zuckerberg, akhirnya buka suara. Mark mengaku bertanggung jawab dan meminta maaf atas skandal ini.
Advertisement
Sebelumnya, Facebook juga mengaku telah turut menyebarkan berita palsu dan propaganda dari para agen Rusia dalam Pemilu Amerika Serikat untuk memenangkan Donald Trump. Sebagai raksasa jejaring sosial, Facebook juga menguasai Instagram dan WhatsApp. Mungkin saja, kedua aplikasi tersebut juga memiliki kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh para pencuri data.