Romahurmuziy: Tidak Ada Negara di Dunia yang Tak Berutang

Menurut dia, utang bukan hal yang dilarang selama dipakai untuk kegiatan yang produktif dan dikelola dengan baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2018, 05:32 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2018, 05:32 WIB
Khofifah dan Emil Hadiri Tasyakuran Harlah ke 45 PPP
Ketua Umum DPP PPP Muhammad Romahurmuziy memberikan pidato politik dalam acara tasyakuran harlah ke-45 PPP di Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Jumat (5/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy menilai masalah utang tidak perlu diperdebatkan. Sebab, menurut dia tidak ada yang salah dari kebijakan pemerintah untuk berutang kepada pihak asing.

"Perdebatan soal utang RI tidak perlu dibuat gaduh kecuali yang memang tak mengerti ilmu ekonomi," kata Romi dalam sambutannya saat acara Hari Lahir ke-45 PPP di Hotel UTC, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/4/2018).

Dia menjelaskan, tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak berutang. Contohnya saja, Amerika Serikat yamg menjadi negara adidaya telah berutang sejak lebih dari 200 tahun silam.

Lagipula, utang bukan hal yang dilarang selama dipakai untuk kegiatan yang produktif dan dikelola dengan baik. "Perlu saya sampaiakan tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak berutang," tegasnya.

Selama era pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, kata Romi, utang digunakan fokus untuk pembangunan infrastruktur demi menaikkan daya saing. Hal ini terlihat dari kenaikan belanja infrastruktur dari Rp 290 triliun di 2015 menjadi Rp 410 triliun di 2018.

"Berdasarkan indeks daya saing global, Indonesia naik 5 peringkat dari 41 di tahun 2016 menjadi 36 di tahun 2017," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Penurunan Laju Inflasi

Ketua Umum PPP, Muhamad Romahurmuziy. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ketua Umum PPP, Muhamad Romahurmuziy. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Romy menambahkan, tantangan ekonomi ke depan adalah menurunkan laju inflasi dengan mengendalikan kebutuhan pokok sehingga bunga utang semakin murah.

Cara penting lainnya adalah meningkatkan fundamental ekonomi agar rating utang bisa melesat menjadi AAA dari saat ini BBB-.

"Jika rating utang semakin baik, dan dampak pembangunan infrastruktur sudah dirasakan oleh masyarakat, kegaduhan soal utang pasti ditinggalkan," tandas Romi.

 

Reporter: Renald Ghiffari

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya