PDIP: Dialog Jokowi dan Persaudaraan Alumni 212 Tak Ada Muatan Politis

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Alex Indra Lukman, menilai tak ada muatan politis dalam pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Persaudaraan Alumni 212 pada Minggu 22 April lalu di Istana Bogor. Alex menyebut pertemuan itu hanya silaturahmi biasa saja.

"Setahu saya ini pertemuan bukan pertama kali. Dalam hal ini, bisa kita lihat pertemuan ini tidak ada muatan politik, lebih ke silaturahmi," kata Alex di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4/2018).

Pertemuan itu dianggap sebagai wujud kenegawaranan dari Jokowi untuk menerima seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas keagamaan. Alex yakin pertemuan itu menciptakan suasana kondusif jelang Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019.

"Silaturahmi seperti ini kita dukung untuk membuat republik ini tenang dan damai, apalagi menghadapi tahun pilkada dan Pemilu 2019," tegasnya.

Bendahara Fraksi PDIP DPR ini tak mau berspekulasi apakah Jokowi membutuhkan dukungan PA 212 sehingga melakukan pertemuan. Namun, dia berpendapat Jokowi sebagai kepala negara hanya berupaya mendengarkan aspirasi mereka.

"Kita harus melihat ini saudara kita sebangsa setanah air. Apa pun aspirasi dari mereka sebagai kepala negara sebagai kepala pemerintahan, justru di sini Pak Jokowi menunjukkan kenegarawanan dengan menerima saudara-saudara tersebut," tandas Alex.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sebelumnya, foto pertemuan Jokowi dengan sejumlah anggota Persaudaraan Alumni 212 viral di media sosial. Dalam foto tersebut, Jokowi terlihat berada di salah satu ruangan masjid. Mantan Wali Kota Solo itu memakai kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang, dan peci berwarna hitam.

Jokowi tampak berdiri diapit pengurus Persaudaraan Alumni 212, di antaranya Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta. Para pengurus PA 212 itu terlihat berbincang dengan Jokowi.

Jokowi mengatakan, pertemuan tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi dan menjaga persaudaraan.

Reporter: Renald Ghiffari

Sumber: Merdeka.com