Densus 88 Temukan Tiga Bom di Rumah Pelaku Bom Bunuh Diri Surabaya

Tim Labfor Inafis dan penyidik Densus 88 sedang masuk ke dalam rumah untuk melakukan penyidikan dan olah tempat kejadian perkara.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Mei 2018, 23:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2018, 23:30 WIB
Jokowi Tinjau Lokasi Ledakan Bom Gereja
Presiden Jokowi meninjau Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) yang menjadi lokasi ledakan bom di Jalan Arjuna, Surabaya, Minggu (13/5). Jokowi didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Mareskal Hadi Tjahjanto. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Densus 88/Antiteror telah berhasil menemukan rumah tempat tinggal pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, sekitar pukul 18.00 WIB, Minggu (13/5/2018).

Rumah yang berlokasi di Wisma Indah blok K22 RT 02 RW 03 Kelurahan Wonorejo Rungkut Surabaya, dihuni oleh Dita Oepriarto bersama isterinya yang bernama Puji Kustini dan 4 orang anak yang bernama Yusuf Fadli Firman Halim, Fadilasari, serta Pamela Riskita.

"Setelah itu dilakukan pengecekan ditemukan tiga bungkusan plastik yang di dalamnya ada dua pipa dan sudah ada isinya dan dikenal dengan bom jenis TATP atau Three Asseton Three Poropsaid dan kemudian langsung diledakan dan dicerai beraikan," tutur Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan.

Dia mengatakan, Tim Labfor Inafis dan penyidik Densus 88 sedang masuk ke dalam rumah untuk melakukan penyidikan dan olah tempat kejadian perkara.

"Tadi saya juga sempat masuk ke dalam rumah dan menemukan stereofom, yang digunakan di bom gereja di jalan Arjuna. Stereofom itu fungsinya untuk memperbesar pembakaran," katanya.

Selain stereofom, Kapolrestabes Surabaya juga menemukan belerang, Asseton, HCL, Aquades, H2O, Backpowder, dan korek api kayu. "Itulah bahan-bahan berbahaya yang ditemukan di TKP rumah pelaku," ucapnya.

Dia menceritakan, kondisi di dalam rumah itu sudah berantakan dan di bagian dalam rumah ada Lessan Panah dan beberapa anak panah dan busur panah. Dan di dalam Lessan itu terlihat sudah sering digunakan keluarga tersebut.

Ada juga beberapa dokumen yang sedang dikumpulkan, berupa buku, tulisan dan pesan - pesan. Dan dari keterangan Tim Olah TKP dari Jibom dan Densus 88, diperkirakan bom itu dirakit di rumah tersebut.

"Bom yang ditemukan di rumah pelaku jenisnya sama dengan yang meledak di tiga gereja, yaitu mempunyai daya ledak yang tinggi. Dan saat ini kondisi dalam rumah pelaku tersebut sudah clear," katanya.

"Kami mohon waktu supaya tim bisa bekerja untuk meneliti setiap barang yang ditemukan di rumah pelaku," ujarnya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, Dita Oepriarto terlihat terakhir tadi pagi melaksanakan salat subuh berjamaah di mushola Al Ikhlas di area Perumahan. Dita sehari - hari adalah wiraswasta yang bergerak di bidang produksi minyak kemiri.

Sedangkan isteri dari Dita, Puji Kustini sering menggunakan cadar kalau sedang keluar atau menemui seseorang. Dia merupakan ibu rumah tangga dan dalam dua bulan terakhir ini tidak mengikuti kegiatan Arisan RT serta kegiatan PKK.

Puji Kustini dulu tinggal di jalan Tembok Sayuran Kali butuh Surabaya dan bekerja di salah satu rumah sakit Surabaya sebagai tenaga medis atau perawat. Dia selanjutnya pindah ke Perum Wisma Indah Surabaya pada pada tahun 2012 dan pada tahun 2014 pindah tetap di perum wisma Indah blok K22 hingga sekarang.

Sedangkan untuk Yusuf Fadli, adalah anak laki-laki dari Dita dan Puji, dan saat ini masih sekolah SMA. Selanjutnya Firman Halim, anak kedua dari Dita dan Puji, yang berjenis kelamin laki-laki dan masih sekolah SMP.

Fadhila Sari merupakan anak yang ketiga berjenis kelamin perempuan diperkirakan masih sekolah SD antara kelas V atau kelas VI. Selanjutnya, Famela Riskita merupakan anak keempat yang berjenis kelamin perempuan masih diperkirakan sekolah SD kelas 2.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya