Tarekat Naqsabandiyah Sumbar Mulai Puasa Ramadan Hari Ini

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah pada Senin malam, 14 Mei 2018, sudah melaksanakan salat tarawih.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 09:12 WIB
Ilustrasi salat
Ilustrasi salat (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Meski pemerintah belum menetapkan awal Ramadan 2018, namun jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat sudah mulai melaksanakan puasa Ramadan 1439 Hijriah hari ini, Selasa (15/5/2018). Sebelumnya pada Senin malam, 14 Mei kemarin, mereka sudah melaksanakan salat tarawih.

Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Sumbar Syafri Malin Mudo mengatakan, pihaknya menetapkan  awal puasa Ramadan 2018 berdasarkan sistem hisab, malam saat Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah.

Penghitungannya, kata Syafri, saat Rasulullah hijrah pada Rabu petang dan malam Kamis.

"Artinya satu hari puasa dihitung berdasarkan malam Nabi hijrah, dan perhitungannya setiap tahun Hijriah puasa digenapkan hingga 30 hari," papar Syafri di Padang seperti dilansir Antara.

Dalam hal ini, Tarekat Naqsabandiyah berpuasa selama setahun dengan perhitungan 30 hari puasa Ramadan dan 6 hari puasa Syawal. Dengan demikian, Idul Fitri akan jatuh pada 1 Syawal tepatnya 13 Juni 2018.

 

Salat Tarawih

Tarawih Pertama, Umat Muslim Penuhi Masjid Istiqlal
Jamaah muslimah melaksanakan salat tarawih pertama Ramadan 1438 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (26/5). Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1438 Hijriah jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Khusus untuk pelaksanaan salat Tarawih, Subuh, dan Salat Ied, akan dipusatkan di Musala Baitul Makmur, Pasar Baru Kecamatan Pauh Padang.

Dia menegaskan, Tarekat Naqsabandiyah tidak memiliki perbedaan dengan tarekat mana pun, dan semua bebas ikut salat Tarawih atau ubuh berjamaah.

Sebab, kata dia, secara ajaran tidak ada perbedaan, seperti salat Tarawih dengan 23 rakaat dan 12 kali salam, serta Salat Ied dengan 12 kali takbir.

Menurutnya, 12 kali takbir itu bagian dari 12 bulan dalam satu tahun Hijriah.

Terkait kemungkinan adanya perbedaan pelakasanaan puasa dengan pemerintah dan organisasi Islam lainnya, Syafri menghormatinya sebagai kekayaan pemikiran dan tetap mengajak untuk melaksanakan puasa dengan khusyuk dan sungguh-sungguh.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya