PP Muhammadiyah Minta Sandiaga Beberkan 40 Masjid Sebar Paham Radikal

PP Muhammadiyah meminta Sandiaga menjelaskan bagaimana bentuk penyebaran paham radikalisme di masjid.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2018, 15:12 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 15:12 WIB
Aksi Jaga Jakarta di Bunderan HI
Aksi 'Jaga Jakarta' yang didominasi oleh kaum muda ini mengajak warga Jakarta untuk bersama-sama menolak radikalisme dan terorisme, Jakarta, Minggu (23/11/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - PP Muhammadiyah meminta Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkap 40 masjid di Ibu Kota yang menyebarkan paham radikalisme. Mereka juga meminta penceramah di masjid tersebut diungkap.

"Misalnya Sandi Wakil Gubernur, beliau menyampaikan kasih datanya, mana itu. Siapa khatibnya? Siapa penceramahnya? Apa yang dia sampaikan?" kata Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Muhammadiyah Maneger Nasution di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).

Mantan komisioner Komnas HAM itu meminta Sandiaga Uno mempertanggungjawabkan pernyatannya dan menjelaskan bagaimana bentuk penyebaran paham radikalisme di masjid yang dimaksud.

"Jangan kemudian, dibuat statement puluhan, loh masjidnya. Apalagi pengakuannya itu di masjid-masjid pemerintah, gitu loh. Kan aneh itu. Mereka melakukan apa," imbuhnya.

Maneger meminta agar tidak dikeluarkan pernyataan yang membuat gaduh seperti demikian. Termasuk juga pemerintah pusat yang kerap membuat pernyataan yang membuat kegaduhan. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


40 Masjid Sebar Radikalisme

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan ada 40 masjid yang menyebarkan paham radikal di Jakarta. Dia mengaku mendapatkan data dari putri Gus Dur, Alissa Wahid.

"Kita dapat kabarnya dari survei yang dilakukan oleh mbak Alissa Wahid yang disebarkan dan kita kroscek di Biro Dikmental memang ada beberapa yang kita pantau (radikal)," kata Sandi.

Namun, dia enggan membeberkan data ke publik karena tak ingin ada perpecahan. "Tentunya tidak mungkin kita umum-umumkan, akhirnya nanti menjadi perpecahan," kata Sandi di Masjid Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Rabu (6/6).

Berbeda dengan wakilnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan menanggapi polemik ini. Dia meminta pihak yang membuat survei itu untuk menunjukkan datanya.

"Ya yang ngomong suruh nunjukin," kata Anies di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (6/6).

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya