Sindiran-Sindiran PKS untuk Prabowo yang Kian Dekat ke Demokrat

Sindiran itu tak lepas dari bursa cawapres Prabowo yang dibidik PKS.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2018, 07:40 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 07:40 WIB
Usai Jenguk SBY, Prabowo Diantar AHY dan Ibas
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberi keterangan usai menjenguk Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di RSPAD, Jakarta, Rabu (18/7). SBY dirawat karena kelelahan. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (24/7/2018), menandai babak baru penjajakan koalisi jelang Pemilihan Presiden 2019.

Kedua partai kian intens membangun komunikasi politik. Demokrat bahkan disebut-sebut menyorongkan kadernya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres Prabowo.

Prabowo juga memberi sinyal jika AHY masuk dalam bursa cawapresnya. "Kalau umpamanya dalam pertemuan nanti nama AHY muncul sebagai yang dibicarakan, saya harus katakan, why not?" katanya di kediaman SBY.

Masuknya nama AHY dalam bursa cawapres Prabowo sontak menimbulkan riak di tubuh partai yang dekat dengan Gerindra. Penolakan paling keras muncul dari PKS.

PKS jauh-jauh hari sudah menyodorkan kader-kader terbaiknya sebagai cawapres Prabowo. Seolah tak terima, PKS memberikan sindiran keras kepada Prabowo yang mulai berpaling ke Demokrat. Berikut sindirian PKS untuk Prabowo.

 

Ancam Tinggalkan Prabowo

20151031-pks
Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mardani Ali Sera.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan partainya akan mempertimbangkan untuk berpisah dengan Partai Gerindra jika sembilan nama kader tidak dipilih menjadi cawapres Prabowo Subianto. Mardani mengakui peluang kadernya dipilih menjadi cawapres atau tidak oleh Prabowo cukup berimbang.

"Ya semua kondisi akan dihitung dikaji. Kalau ternyata kajiannya positif, lanjut; kalau ternyata negatif, belum tentu lanjut," kata Mardani.

Ingatkan Jadi Teman Setia

Tifatul Sembiring
Tifatul Sembiring (Liputan6.com/Denny Mahardy)

Pertemuan Prabowo dan SBY diyakini sebagai penjajakan untuk menjadikan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres. PKS yang menjadi salah satu partai koalisi tak rela jika Prabowo meminang AHY dan tak memilih salah satu kader PKS terbaiknya, Ahmad Heryawan.

Ini diungkapkan anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring. Ia menilai Demokrat merupakan "orang baru" yang mendekati Gerindra. 

"Kalau ini ya, berkalau-kalau (Prabowo-AHY), ya kita bisa juga melihat keadaan Gerindra, PKS sudah lama ini berkoalisi di pilkada. Di DPR dalam tanda kutip Demokrat kan baru mendekatlah. Kami berharap (Demokrat) teman setialah," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Sentimen Orang Jabar

Tifatul Sembiring
Tifatul Sembiring, Menkominfo (Liputan6.com)

Jika jadi maju, Prabowo harus melawan Jokowi dalam pilpres 2019. Tentu saja itu tidak mudah jika melihat elektabilitas Jokowi yang selalu mengungguli Prabowo. Untuk itu perlu calon yang pas untuk mendampingi Prabowo.

Anggota Majelis Syuro PKS Tifatul Sembiring menyakini Prabowo bisa kalahkan Jokowi jika memilih kadernya Ahmad Heryawan sebagai cawapres Prabowo. Dia optimistis Prabowo akan menang jika memilih Aher, khususnya dapat mendulang suara di Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, Prabowo juga belum tentu memilih AHY jadi cawapres.

"Ya ini berkalau-kalau yah (AHY). Kita tetap posisi bahwa menawarkan cawapres kita. Paling utama Ahmad Heryawan. Kalkulasi juga ada beliau dua kali menjadi Gubernur Jabar. Dan sentimen Jabar cukup besar. Jabar provinsi terbesar, 47 juta lebih. Wapres terakhir republik ini dari Jabar bapak almarhum Umar Wirahadikusumah. Sentimen orang Jabar ini menurut saya satu penggalangan dukungan besar," paparnya.

Reporter: Syifa Hanifah

Sumber : Merdeka.com

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya