Menko AHY Minta Ada Sistem Peringatan Dini Terhadap Transportasi Selama Nataru

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) berharap ada sistem peringatan dini terhadap transportasi selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Des 2024, 06:05 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 06:05 WIB
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (31/10/2024). (Arief/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (31/10/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) berharap ada sistem peringatan dini terhadap transportasi selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Adapun ini disampaikannya di sela meninjau kesiapan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Segmen Klaten-Prambanan di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (17/12/2024).

Seperti dilansir dari Antara, AHY menuturkan, hal ini penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang kerap terjadi di akhir tahun, seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

"Cuaca memang kita tahu di akhir tahun ini juga cukup menantang ya. Hujan deras, angin di berbagai tempat. Kita juga mendapatkan laporan dari berbagai tempat yang harus kita waspadai, kita antisipasi," kata dia.

Ketua Umum Partai Demokrat ini menuturkan, telah menyampaikan hal tersebut kepada Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, di mana penerapan sistem peringatan dini ini bisa diterapkan khususnya pada moda transportasi laut dan udara selama Nataru.

 "Kemarin saya sudah menyampaikan kepada Pak Menhub, Pak Dudy terkait dengan transportasi utamanya laut dan udara. Kalau cuaca itu berpengaruh langsung pada transportasi laut dan udara agar benar-benar disiapkan semacam early warning system," ungkap dia.

AHY juga berharap, sistem peringatan dini itu nantinya dapat diakses dengan udah termasuk bagi masyarakat. Hal itu bisa disampaikan kepada masyarakat luas melalui berbagai saluran media.

Ia menyoroti pentingnya penyebarluasan informasi cuaca yang akurat dan real-time kepada masyarakat melalui berbagai saluran media agar perjalanan dapat diatur dengan aman dan tepat waktu.

"Saya juga berharap teman-teman media bisa membantu jika ada informasi yang urgent untuk segera disampaikan kepada masyarakat luas terkait dengan cuaca," kata AHY.

 

Ada Rest Area Sementara

Di sisi lain, AHY juga berharap titik rawan seperti Pelabuhan Merak, yang kerap menjadi pusat kepadatan penyeberangan ke Sumatera, harus menjadi fokus perhatian untuk memastikan kelancaran mobilitas.

Dia juga meminta agar adanya ada rest area sementara yang disiapkan di lokasi-lokasi strategis bagi masyarakat yang harus menunda perjalanan akibat cuaca buruk atau gelombang tinggi.

"Misalnya di Merak yang biasanya juga menjadi spot yang sangat crowded karena untuk masyarakat bisa menyeberang ke Sumatera, ke Lampung ini juga (perlu) diantisipasi," kata AHY.

"Kalau ada gelombang besar dan cuaca tidak baik, maka harus disiapkan titik-titik untuk rest area sementara untuk digunakan sebelum nanti bisa dilanjutkan perjalanannya atas rekomendasi dari BMKG maupun petugas di lapangan," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya