Liputan6.com, Pekanbaru - Lima terduga teroris dari kelompok Jaringan Ansharut Daulah (JAD) ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di Pekanbaru, Riau. Salah satunya Ardansyah H Daulay yang disebut-sebut sebagai donatur dan dalang kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua.
Dia juga disebut membiayai perjalanan Artanto alias Abdurrahman dan Hengki Satriya alias Abu Rafiq senilai Rp 7 juta ke Jakarta paska kerusuhan di Mako Brimob dimaksud. Dua nama tersebut telah ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan sebelum sampai ke tujuan.
Kapolda Riau Irjen Nandang dikonfirmasi membenarkan penangkapan itu. Hanya saja jenderal bintang dua ini tak berbicara banyak karena menurutnya penjelasan soal penangkapan teroris merupakan wewenang Densus 88.
Advertisement
"Iya benar, masih pengembangan," ucapnya, Sabtu (28/7/2018) siang.
Daulay merupakan warga RT 01/RW 03, Perumahan Kartama Raya, Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai. Dia dikenal sebagai sosok yang ramah dan dulunya dikenal sebagai 'raja kumpul' atau suka nongkrong dengan warga lain di perumahannya.
"Ramah dan suka bersosialisasi, dulu itu dia raja kumpul, sering aktif di kegiatan warga," kata Jonson Tobing, ketua RT setempat dihubungi wartawan di Pekanbaru.
Hanya saja dalam empat tahun belakangan, Daulay berubah drastis. Jonson menyebut Daulay sudah 'hijrah' dan lebih banyak mendalami ilmu keagamaan.
Meski jarang berkumpul, Daulay masih sosok yang ramah kepada warga. Diapun selalu membantu warga, apalagi soal kelistrikan. Misalnya soal arus pendek atau warga yang bermasalah dengan aliran listrik.
Jonson sendiri tak mengetahui detil penangkapan Daulay, apakah di rumah atau di tempat kerjanya. Jonson tahu setelah sejumlah petugas menghubunginya dan meminta datang ke rumah Daulay.
Saat penggeledahan, Jonson mengajukan syarat agar anak dan orang tua Daulay tak menyaksikan.
"Dia sudah cerai dengan istrinya, tinggal sama anak dan orang tuanya yang lagi sakit. Jadi saya takut nanti anak dan orang tuanya trauma," kata Jonson.
Â
Sita Barang Bukti
Di rumah, petugas menyita sejumlah barang seperti buku dan laptop. Hanya saja Jonson tak tahu buku berjenis apa yang disita karena tak melihat detilnya.
Selama tinggal di perumahan tersebut, apalagi setelah hijrah, Jonson tak melihat ada tamu-tamu mencurigakan yang mendatangi Daulay.
Jonson menyebut saat penggeledahan rumah pada pukul 16.30 WIB, ada enam orang tim Densus 88 yang menggunakan penutup wajah.
"Tak ada senjata laras panjang. Saya lihat hanya pistol, tapi disembunyikan di pinggang," ujarnya.
Barang-barang bukti yang diamankan tersebut, langsung dibawa dengan menggunakan mobil. "Sekitar pukul 17.30 WIB tim Densus 88 berangkat," ujarnya.
Data dihimpun, para terduga teroris yang ditangkap selain Daulay berinisial RH alias Abdullah alias Yusuf. Dia ditangkap di Jalan Kesehatan, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru.
Dia diduga mengatur strategi dalam perencanaan keberangkatan Artanto alias Abdurrahman ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Dia juga Ikut berangkat ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok bersama ikhwan-ikhwan yang lain.
Selanjutnya MPA alias Boy. Dia ditangkap di ditangkap di Jalan Gajus, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru karena diduga jaringan Artanto. Dia juga diduga Ikut berangkat bersama dua rekan lainnya ke Jakarta menuju Mako Brimob Kelapa Dua Depok saat adanya penyerangan atau kerusuhan.
Berikutnya inisial N yang ditangkap di tempat penjualan sapi dan kambing di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Sail, Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru. Dia diduga kelompok JAD serta engajak, membujuk dan memerintahkan anggota lainnya menyerang pasca kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua.
Terakhir inisial R yang ditangkap di Jalan Daru-Daru, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru. Dia diduga kelompok Artanto dan ikut berangkat ke Jakarta paska kerusuhan di Brimob Kelapa Dua.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement