Mendesak, Korban Gempa Lombok Butuh Terpal dan Air Bersih

Tidak adanya terpal membuat warga terdampak gempa Lombok tidak bisa tidur di posko-posko pengungsian karena pada malam hari cuaca sangat dingin.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2018, 13:32 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2018, 13:32 WIB
Korban gempa Lombok mengungsi di tempat terbuka.
Korban gempa Lombok mengungsi di tempat terbuka. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Korban bencana gempa Lombok hingga saat ini masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Mereka masih belum berani masuk ke dalam rumah karena gempa susulan hingga saat ini masih terus terjadi. Hampir seluruh masyarakat Lombok saat ini memilih tinggal di luar rumah, baik di teras, di halaman atau di tempat pengungsian.

Dalam kondisi seperti ini, warga terdampak gempa Lombok menghadapi kesulitan untuk mendapatkan terpal atau tenda. Terpal atau tenda saat ini terbilang langka. Kesulitan lainnya adalah persediaan air bersih. 

Tak ada pilihan lain, warga yang tidak memiliki tenda dan tak mampu membeli pun tinggal di tempat terbuka beratap langit.

"Kalau makanan atau logistik ini sudah banyak. Tapi yang kurang ini terpal untuk membuat tenda dan air untuk kebutuhan sehari-hari," kata Kasi Trantib Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Herman Rogo, Minggu, 13 Agustus 2018.

Herman menyebutkan, dari sembilan desa di Kecamatan Batu Layar, yang terdampak bencana gempa bumi 7 Skala Richter, pada Minggu malam, 5 Agustus 2018, ada empat desa yang paling parah mengalami kerusakan, yakni Desa Senggigi, Senteluk, Batu Layar Induk, dan Batu Layar Barat.

Sementara, jumlah warga yang terdampak gempa dan kini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian 8.000 orang lebih. "Rata semua bangunan hampir 60 persen rusak parah. Kalau Senggigi 75 persen rusak, meski di luar kokoh, tapi kalau di dalam hancur," ungkap Herman Rogo.

 

Tidak Bisa Tidur karena Cuaca Dingin

Diakuinya, pihak Kabupaten Lombok Barat sebetulnya sudah berusaha agar para pengungsi bisa ditempatkan di satu posko induk di kantor kepala desa. Hanya saja, warga tidak mau karena khawatir ada gempa dan menjaga barang-barang.

"Bantuan sudah di-dropping, baik dari pemerintah daerah, dan masyarakat lain, seperti pihak swasta dan lembaga donor lainnya, tapi itu pun masih sangat kurang," ucapnya.

Menurut Herman, tidak adanya terpal dan air bersih membuat masyarakat yang tinggal di posko-posko pengungsian mengeluh. Sebab, minimnya terpal membuat mereka tidak bisa tidur. Apalagi pada malam hari cuaca sangat dingin.

"Makanya kalau ada tambahan terpal kita minta segera bisa di-dropping ke Lombok Utara," ujarnya.

Pihaknya juga berharap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat segera didistribusikan.

Salah satu pengungsi, Ahmad, mengakui minimnya terpal dan air bersih untuk korban gempa bumi di Lombok.  Air bersih sudah sulit untuk didapat, belum lagi ditambah luas wilayah yang terkena dampak.

"Kita bilang terpal kurang ya, karena satu tenda diisi belasan orang. Tapi kalau ada bantuan tenda kita bisa buat lagi, sehingga pengungsi tidak menumpuk," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya