Tahun Baru Islam 1440 Hijriah, MUI Imbau Umat Kembangkan Toleransi

MUI mengajak seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah sebagai tahun kepedulian sosial terhadap sesama.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Sep 2018, 09:39 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 09:39 WIB
Pawai Sejuta Obor 1 Muharram di Bogor
Ribuan umat Islam dari berbagai elemen melakukan aksi longmarch sejuta obor dari kawasan Sukasari menuju Ciawi, di Jalan Raya Tajur, Bogor, Senin (10/9). Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 H. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Tahun Baru 1440 Hijriah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan kepada kaum Muslimin agar meningkatkan keimanan, ketakwaan dan keikhlasan. Tak lupa, senantiasa mengharap ridho Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.

"Kami berharap semoga di tahun 1440 Hijriah ini kita semua dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi umat manusia, bangsa dan negara," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/9/2018).

Pihaknya menyerukan kepada kaum Muslimin untuk mengembangkan sikap toleransi, menjaga keseimbangan, dan bersikap adil dalam menjalankan ajaran agama. Sehingga tidak terjebak pada pertentangan dan perselisihan sempit demi mewujudkan persaudaraan Islam dan persatuan umat.

MUI juga mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan wawasan Kebinekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, mencintai dan menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan.

Terlebih di tahun politik saat ini, Zainut meminta semua pihak khususnya elite politik, bisa menahan diri dalam mengekspresikan sikap politiknya. Termasuk dalam menyampaikan pendapat agar tidak membuat suasana semakin panas dan penuh dengan kecurigaan.

Menurut dia, perbedaan pilihan politik tidak harus diwarnai dengan saling menjelekkan, memfitnah, menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

"Karena hal tersebut selain tidak memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, juga dapat menimbulkan gesekan dan retaknya bangunan kebangsaan kita. Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah tetap terpelihara," kata Wakil Ketua Umum MUI ini.

 

Kepedulian Sosial

Ia pun menyoroti tentang tujuan dibentuknya NKRI yakni untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Tujuan yang luhur tersebut, menurut pandangan kami belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah agar sungguh-sungguh bekerja dan berpihak kepada kepentingan rakyat kecil sehingga kesenjangan dan ketidakadilan dapat segera diatasi.

Terakhir, MUI mengajak kepada seluruh bangsa Indonesia agar menjadikan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah sebagai tahun kepedulian sosial terhadap sesama.

Terkait hal itu, MUI mengimbau kepada para dermawan, pengusaha baik BUMN maupun swasta untuk menggalang solidaritas nasional untuk meringankan beban penderitaan para korban gempa bumi, khususnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal tersebut sebagai bentuk refleksi dari nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, kepedulian dan saling menolong antarsesama dalam kebaikan dan ketakwaan untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang adil, bahagia, sejahtera lahir dan batin.

Reporter: Lia Harahap

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya