Ratusan Napi Penghuni Lapas di Palu Menghilang Pascagempa

Adhi mengatakan, belum berpikir melakukan pencarian. Karena semua petugas, termasuk polisi masih sibuk mengurus para korban gempa.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2018, 14:16 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2018, 14:16 WIB
Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Seorang pria memeriksa kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo/Rifki)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar warga binaan atau narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah meninggalkan tempat tahanan setelah tembok penjara roboh akibat gempa bumi, Jumat 28 September 2018.

Kepala Lapas Palu Adhi Yan Ricoh ditemui Antara di halaman Lapas Palu, Sabtu (29/9/2018) mengatakan, jumlah warga binaan 560 orang dan lebih separuh dari mereka kabur setelah tembok-tembok roboh.

Menurut Adhi, pihaknya tidak bisa mencegah mereka pergi karena kondisi gelap setelah lampu padam dan jumlah petugas sangat sedikit.

"Apalagi para petugas juga panik dan berusaha menyelamatkan diri sendiri," ujarnya.

Adhi mengatakan, pihaknya belum berpikir melakukan pencarian. Karena semua petugas, termasuk polisi masih sibuk mengurus para korban gempa.

"Jangankan mencari napi yang lari, kondisi yang kami alami ini saja belum sempat dilaporkan ke pusat, karena tidak ada listrik dan tidak ada jaringan telekomunikasi," ujarnya.

Mengenai tingkat kerusakan lapas akibat gempa bumi, Kepala Lapas Palu menyebutkan sangat parah.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

48 Orang Meninggal

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan, data terkini mencatat ada 48 korban meninggal dunia akibat bencana gempa dan tsunami di Kota Palu.

"Total 48 orang meninggal dunia dan diperkirakan terus bertambah. Ini di Kota Palu saja," tutur Sutopo di Gedung BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Menurut Sutopo, korban tewas tersebar di sejumlah rumah sakit. Secara rinci, di Rumah Sakit (RS) Woodward Palu dua orang meninggal dunia, RS Budi Agung ada 10 meninggal dunia, RS Samartan Palu ada 6 korban meninggal dunia, dan RS Undata Palu dengan 30 korban meninggal dunia.

"Luka-luka ada 356 orang dan ribuan rumah rusak," jelas dia.

Menurut Sutopo, korban meninggal dunia sebagian besar akibat gempa bumi. Sementara untuk korban tsunami masih dalam pendataan.

"Kami temukan banyak di pantai-pantai," Sutopo menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya