8 Rutan Terkena Dampak Gempa Palu, 1.425 Narapidana Kabur

Gempa di Palu dan Donggala telah menimbulkan kerusakan sangat parah.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 01 Okt 2018, 13:58 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 13:58 WIB
Tsunami di Kota Palu
Warga mencari barang-barang yang tertimbun puing rumah mereka yang roboh akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). Dampak dari bencana itu menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan ratusan jiwa meninggal dunia. (AFP/MUHAMMAD RIFKI)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa di Palu dan Donggala telah menimbulkan kerusakan sangat parah. Bangunan serta fasilitas umum hancur bahkan rata dengan tanah.

Bangunan yang hancur di antaranya sejumlah lapas juga terkena dampak gempa Palu. Ribuan narapidan disebutkan telah melarikan diri dari lapas.

Menurut Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami, 15 UPT di wilayah Sulawesi Tengah 8 di antaranya terkena dampak gempa. UPT yang terkena dampak gempa adalah Lapas Palu, Rutan Palu, Rutan Donggala, Cabang Rutan Parigi, Rutan Poso, Bapas Palu, LPKA Palu, dan LPP Palu.

Jumlah hunian keseluruhan sendiri sebanyak 3.220 orang narapidana dan tahanan, melebihi kapasitas 123% dari yang seharusnya. Sejauh ini, 1.425 narapidana dilaporkan masih berada di luar lapas.

Over kapasitas di lapas itu disebutnya bukan menjadi penyebab para tahanan kabur. Mereka lari karena takut saat merasakan gempa.

"Mereka lari karena takut kena guncangan gempa dan kemudian masalah nyawa serta kemanusiaan. Barangkali teman-teman memahami kalau guncangan ini keras. Apalagi di lapas palu mengeluarkan air serta lumpur dan pasir” kata Sri, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Lapas Palu sendiri memiliki kapasitas 210 dengan isi 581 orang. Menurut informasi, pada pagi hari ini yang tersisa hanya 66 orang.

“Sedangkan untuk Rutan Palu kapasitas 120, isi 463. Pagi ini 53, kemarin saya hitung 56 orang, itu enggak kabur, ada keluarga yang meninggal sehingga mereka melihat keluarganya,” jelas Sri.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Rutan Donggala

Pandangan Udara Kota Palu Usai Dilanda Gempa dan Tsunami
Pandangan udara menunjukkan kehancuran yang diakibatkan gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Tsunami yang menerjang Palu dan Donggala berkecepatan 200-400 Km/jam. (JEWEL SAMAD/AFP)

Sementara Rutan Donggala memiliki kapasitas 108 orang. Namun rutan itu diisi 343 narapidana. Usai gempa mengguncang Donggala, rutan tersebut kebakaran. Namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kemudian, LPP dengan kapasitas 100 orang dan isi 84 narapidana plus 3 bayi. Saat ini tersisa ada 9 orang. Sedangkan LPKA berkapasitas 100 orang dan diisi 29 napi. Sekarang hanya tersisa 5 orang.

Perbaikan lapas sendiri juga akan segera dilakukan oleh Dirjen PAS untuk menanggungulangi kejadian kaburnya para tahanan.

“Teman-teman kami sedang siapkan kedauratan dan berikan laporan ke menteri serta BNPB agar lakukan perbaikan Lapas Donggala dan Palu,” Sri mengakhiri.

 

 

Pramuka Bantu Korban Gempa dan Tsunami Sulteng

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseseo atau Buwas, bergerak cepat membantu penanggulangan korban gempa dan tsunami di Sulawesi. Bersinergi dengan Bulog, Buwas yang diketahui juga kepala Bulog langsung mengirimkan logistik ke wilayah terdampak.

"Sudah duluan kita. Tadi pagi juga kita udah bantu lagi jam 5 pagi kita berangkatkan dengan Hercules ke sana. Jadi tadi pagi bulog dengan pramuka kerjasama untuk mendistribusikan langsung," kata Buwas usai Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).

Gerakan nyata Pramuka, lanjut Buwas, sudah dilakukan dengan dibentuknya dapur umum. Selain itu, bahan pangan seperti 5 ton daging sapi jug telah terdistribusi baik.

"Saya dari kemarin dari hari kejadian sudah kerja sama dengan pemerintah daerah membuat dapur umum, kita juga mendistribusikan 5 ton daging di sana. Beras, minyak goreng, semua kita distribusikan. Hari ini pun masih terus kita lakukan," jelas dia.

Rencananya, sebagai ketua kwarnas terpilih, Buwas juga akan meninjau langsung lokasi terdampak bencana di Sulawesi. Pramuka di lokasi pun sudah bergerak bersama tim Basarnas, Polri dan TNI, guna bersma untuk ikut mencari korban hilang.

"Jadi kami bergabung dengan tim Basarnas, tim TNI-Polri di sana, kita bersama-sama. Dengan kementerian, termasuk bulog, langsung berkoordinasi, dan dalam minggu-minggu ini saya berangkat juga ke sana," Buwas memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya