Video Relawan Gempa Palu Mengaku Diusir, Ini Penjelasan BNPB

Sebuah video tentang pengusiran relawan gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah viral di media sosial.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 10 Okt 2018, 08:20 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 08:20 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video tentang pengusiran relawan gempa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah viral di media sosial. Pada video tersebut, seorang pria yang memakai seragam hitam Badan Penanggulangan Bendana Daerah (BPBD) tengah menjelaskan tentang pengusiran yang dilakukan Bappeda Sulteng.

Terlihat sejumlah relawan tengah membersihkan perlengkapan dan tenda. 

Pria lainnya menjelaskan, pengusiran dilakukan karena Bappeda merasa banyak barang-barang yang hilang usai gempa Palu dan Donggala.

"Kita ini dituduh mencuri. Sampai-sampai kami diusir, disuruh pindah. Padahal niat kami ke sini kan baik. Membantu warga Palu. Balasannya malah diusir, dikira mencuri," kata pria itu dalam kompilasi video berdurasi 11.32.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho yang membawahi BPBD menjelaskan, tidak ada pengusiran relawan oleh Bappeda Sulteng.

"Saya telah mengonfirmasi hal itu kepada beberapa pihak. Ternyata bukan diusir tetapi direlokasi atau dipindahkan ke halaman Kantor BPBD, agar memudahkan koordinasi dan halaman kantor Bappeda akan dibersihkan dan digunakan untuk apel ASN (Aparatur Sipil Negara)," kata Sutopo, Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Dia menuturkan, sejak H+3 gempa Palu, relawan memang mendirikan tenda di kantor Bappeda. Tenda relawan BPBD Banggai Kepulauan ada di halaman belakang dan mereka juga mendirikan dapur umum. Sementara BPBD Provinsi Sulawesi Utara, BPBD Bolsel dan BPBD Bitung menempati halaman depan Kantor Bappeda. Ada juga beberapa relawan lainnya.

Menurut informasi dari BPBD Sulteng, lanjut Sutopo, Bappeda mengaku kehilangan sejumlah barang. Memang, pascagempa, kondisi keamanan dan ketertiban di sebagian Kota Palu terganggu. Khususnya hingga H+2 atau 1 Oktober 2018. Namun, aparat polisi telah menangkap beberapa pencuri yang memanfaatkan kondisi pascabencana.

"Justru adanya kehadiran relawan sejak H+3 (2/10/2018) dengan mendirikan tenda-tenda, relawan BPBD dan lainnya ikut menjaga lingkungan kantor Bappeda dari aksi oknum yang melakukan tindakan kriminal. Pascagempa kondisi kantor kosong karena pegawainya tidak masuk kantor," kata Sutopo.

Terkait dengan kehilangan barang tersebut, Kepala Bappeda melapor ke Gubernur Sulteng. Setelah itu, diambil keputusan untuk mengosongkan halaman Kantor Bappeda. BPBD Sulteng sudah mengajak relawan-relawan gempa Palu dari BPBD Sulut dan Bolsel untuk bergeser ke halaman kantor BPBD Provinsi Sulteng.

"Gubernur Sulawesi Tengah juga mengatakan tidak ada istilah diusir. Yang benar adalah meminta Kepala BPBD Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengatur dan merelokasi semua relawan-relawan BPBD yang ada di kantor Bappeda, agar direlokasi ke kantor BPBD Provinsi Sulteng, karena kantor Bappeda akan dipakai para ASN yang sudah mulai aktif sejak 8 Oktober 2018," tutur Sutopo.

 

Terima Kasih dari Gubernur Sulteng

Gempa dan Tsunami Melanda Palu
Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah , Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo)

Dia menegaskan, Bappeda akan membersihkan kantornya untuk mulai digunakan beraktivitas. Semua ASN Bappeda harus apel dan masuk kerja. 

Gubernur Sulteng pun, kata Sutopo, mengucapkan terima kasih atas dukungan, bantuan dan peran aktif relawan BPBD se Indonesia yang memang hadir ke Palu dan daerah terdampak bencana membantu korban bencana.

"Rasa panggilan kemanusiaan untuk membantu masyarakat Sulteng yang tertimpa bencana benar-benar diperlukan oleh masyarakat. Gubernur Sulteng dan masyarakat Sulteng mengucapkan terima kasih kepada relawan dan semua pihak yang terlibat dalam penanganan bencana di Sulteng. Jadi tidak ada pengusiran. Hanya pengaturan dan relokasi tempat tenda relawan," ucap Sutopo.

"Adanya miss communication dalam penyampaian informasi sering terjadi di tempat bencana karena kondisi sudah lelah, kurang istirahat dan banyak keterbatasan. Tapi semuanya sama, memiliki niat baik untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana," lanjut dia.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya