Liputan6.com, Jakarta - Banyak wanita tak menyadari bahwa kehamilan dapat menyebabkan otot dasar panggul menjadi kendur. Hal ini bahkan bisa terjadi sebelum proses persalinan, hanya karena perubahan hormon dan beban kehamilan itu sendiri.Â
Menurut Prof. Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.O.G, Subsp.Urogin RE, MPH, dari Klinik Juncenter RS YPK Mandiri Jakarta Pusat, kondisi ini bisa berisiko jika tidak ditangani sejak dini.
"Dalam penelitian S3 saya, kehamilan saja sudah menyebabkan risiko kerusakan otot dasar panggul sebesar 2,5 hingga 7,5 persen," kata Prof. Budi kepada Health Liputan6.com dalam sebuah diskusi di Jakarta baru-baru ini.Â
Advertisement
Apa Itu Otot Dasar Panggul dan Fungsinya?
Apa itu otot dasar panggul? Otot dasar panggul merupakan kelompok otot yang menopang organ dalam panggul seperti rahim, kandung kemih, dan rektum.Â
Ketika otot ini melemah atau mengalami kerusakan, dapat terjadi berbagai gangguan seperti rahim turun (prolaps uterus), inkontinensia urine (ngompol), dan disfungsi seksual. "Kan kasihan jadinya," tambahnya.
Kehamilan Bisa Menyebabkan Otot Dasar Panggul Melemah
Perubahan hormon kehamilan seperti progesteron membuat otot-otot menjadi lebih kendur. Ditambah dengan tekanan dari janin yang terus membesar, otot dasar panggul pun mulai melemah, bahkan sebelum proses melahirkan.Â
Jika ibu melahirkan normal, risikonya bertambah hingga lebih dari 15 persen. Terlebih bila proses mengejan terlalu lama, bayi terlalu besar, atau terjadi robekan otot perineum saat persalinan.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda kelemahan otot dasar panggul yang perlu diwaspadai antara lain:
- Tidak bisa menahan buang air kecil saat batuk atau tertawa
- Merasa berat di area panggul
- Organ intim terasa menonjol ke luar
- Sulit mengontrol buang air besar
Advertisement
Pencegahan Otot Dasar Panggul Sejak DiniÂ
Bagaimana cara mencegah gangguan dasar panggul? Menurut Prof. Budi, melatih otot dasar panggul sejak masa kehamilan dapat membantu mempercepat pemulihan pascamelahirkan.Â
Tanpa latihan dan intervensi, pemulihan bisa berlangsung tiga hingga enam bulan, atau bahkan tidak optimal. Hormon selama kehamilan, menopause, serta gaya hidup juga turut memengaruhi kekuatan otot panggul.Â
Menjaga berat badan ideal selama kehamilan menjadi langkah penting untuk mencegah tekanan berlebih pada otot dasar panggul. Latihan teratur dan kontrol medis dapat mencegah komplikasi yang mungkin muncul di kemudian hari.
Selain itu, teknologi PI-One (Perfect Intelligence One Solution) kini tersedia sebagai solusi deteksi awal.Â
Dia, mengatakan, pemeriksaan ini direkomendasikan dilakukan enam minggu setelah melahirkan untuk mendeteksi kerusakan ringan sebelum menjadi parah.
Pemeriksaan PI-One yang kini tersedia di RS YPK Mandiri melibatkan berbagai disiplin ilmu dan dilakukan oleh tenaga medis profesional.Â
Menurut penelitian, bayi dengan berat lahir lebih dari 3.200 gram, proses mengejan lebih dari satu jam, serta tindakan episiotomi saat melahirkan meningkatkan risiko kerusakan otot dasar panggul hingga 72 persen.Â
Evaluasi otot dasar panggul pasca kehamilan melalui USG atau PI-One sangat disarankan. Dengan deteksi dan intervensi yang tepat waktu, risiko komplikasi jangka panjang bisa diminimalkan secara signifikan.
"Dengan deteksi dan intervensi sejak dini, pemulihan pasca persalinan bisa lebih cepat, bahkan mencegah kondisi permanen," tegasnya.
Â
