Danrem: KKSB Papua Masih Kuasai Lokasi Jenazah Pekerja Istaka Karya

KKSB diduga menyiapkan jebakan bagi anggota TNI yang akan menuju lokasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2018, 17:42 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 17:42 WIB
Banner Infografis Penembakan 31 Pekerja di Papua
Banner Infografis Penembakan 31 Pekerja di Papua. (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Komandan Korem 172/Praja Wirayakti (PWY) Kolonel Inf JB Parluhutan Sianipar mengatakan, kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) masih menguasai lokasi jenazah pekerja PT Istaka Karya jembatan yang dibunuh di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua. Prajurit TNI kini masih berupaya mendekat ke TKP.

"Sampai hari ini personel kita masih kontak di wilayah ketinggian sebelum TKP, dan kita berupaya untuk merapat ke sana," kata Kolonel Inf Parluhutan Sianipar di Markas Yonif 756/Wimane Sili, di Jayawijaya, Rabu (5/12/2018).

Ia menjelaskan, pasukan yang evakuasi jenazah para pekerja jembatan diperkuat dengan personel dari Batalyon 756/WMS, yang menempati Pos 755/Yalet di Pos Mbua, distrik yang bertetangga dengan Distrik Yall tempat pembunuhan massal itu.

Berdasarkan pantauan Antara, sekitar 15 personel TNI dimobilisasi pada Rabu sore dengan helikopter milik TNI dari Yonif 756/WMS dan dipimpin oleh Komandan Yonif 756/WMS Mayor Inf Arif Budi Situmeang.

Parluhutan mengatakan secara kasat mata, anggota KKSB Papua yang terus memberikan perlawanan atau gangguan berjumlah puluhan orang.

"Kalau kami hitung, kekuatan senjata mereka sekitar 20. Itu kasat mata dan mereka berpindah-pindah karena mereka menguasai medan," katanya.

 

Siapkan Jebakan

Jhonatan mengatakan KKSB memang merencanakan jebakan kepada aparat TNI/Polri yang hendak masuk ke lokasi pembunuhan warga sipil, namun personel sudah mengetahui hal tersebut.

"Mereka sudah merencanakan untuk memancing aparat kita untuk masuk ke sana, oleh karena itu kita harus hati-hati untuk mengantisipasi jatuh korban di kalangan aparat (TNI-Polri)," katanya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya