Jakarta Masuk 10 Besar Kota Toleransi Terendah Versi Setara Institute

Banda Aceh, Depok, Bogor, Makassar, Medan juga masuk kategori kota dengan toleransi rendah.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Des 2018, 16:04 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 16:04 WIB
Peneliti Ini Sebut SBY Gagal Jadi Bapak Demokrasi Indonesia
Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi mengatakan, selama ini SBY selalu dikesankan sebagai bapak demokrasi Indonesia. Padahal, terdapat sejumlah paradoks yang sebenarnya sulit dipahami dalam konteks demokrasi, Jakarta, Senin (13/10/2014) (Liputa

Liputan6.com, Jakarta - Setara Institute memberikan penghargaan Kota Toleran 2018. Penilaian dilakukan pada 94 kota seluruh Indonesia.

Hasil penilaian menunjukan 10 kota yang mendapat indeks kota toleran (IKT) tertinggi di Indonesia dan 10 kota dengan IKT terendah.

Peringkat pertama yang terendah atau urutan 94 adalah kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Adapun sembilan kota lain yang dinilai minim toleransi adalah Banda Aceh, Jakarta, Cilegon, Padang, Depok, Bogor, Makassar, Medan dan Sabang.

"Tanjung Balai mendapat skor 2,81, Banda Aceh 2,83, Jakarta 2,88," kata Ketua Setara Intitute Hendardi di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Sementara kota dengan penilaian tertinggi IKT adalah Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Sembilan kota lain yang masuk dalam 10 kota toleran adalah Salatiga, Pematang Siantar, Manado, Ambon, Bekasi, Kupang, Tomohon, Binjau dan Surabaya.

Kota Singkawang mendapat skor 6,513. Kota itu dinilai paling sukses menerapkan toleransi bahkan sampai RPJMD dan produk hukum lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kali Ketiga

IKT 2018 merupakan kali ketiga yang digelar Setara Institute. Dibanding IKT tahun lalu, terjadi perubahan signifikan pada komposisi kota yang masuk skor tertinggi.

Hal ini ditunjukan dengan masuknya kota Ambon, Bekasi, Kupang, Tomohon dan Surabaya dalam 10 teratas kota paling toleran.

Hendardi mengatakan IKT bertujuan mempromosikan kota-kota yang mampu mengedepankan toleransi di Indonesia.

"Sehingga bisa memincu kota lain mengembangkan toleransi," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya