Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyerahkan SK Perhutanan Sosial kepada warga Jambi seluas 91.997,54 hektare. Jokowi berpesan agar para penerima SK tidak menanam sawit.
Sebab, menurut Jokowi, harga sawit di pasar internasional sedang turun dikarenakan stok yang melimpah.
"Saya beritahu ya sawit kita sudah gede banget sekitar 13 juta hektar, produksinya 42 juta ton pertahun. Kalau terlalu gede lagi nanti harganya turun, harus sadar kalau suplai banyak harga turun, dimain-mainin dengan harga di pasar internasional," kata Jokowi di Taman Hutan Pinus, Jambi, Minggu (16/12/2018).
Advertisement
Jokowi mengungkapkan, saat ini sawit kalah bersaing di pasar internasional. Misalnya, kata dia, Uni Eropa telah menolak hasil sawit lantaran mereka juga memiliki komoditas yang sama yakni minyak dari biji bunga matahari.
"Minyak bunga matahari di Prancis, jadi jangan semua nanem sawit semua. Jenis tanamannya jangan hanya sawit terus, (juga) karet harganya jatuh bareng-bareng pusing bareng juga," ucap Jokowi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tanam Kopi
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun meminta masyarakat menanam komiditas yang lebih menguntungkan. Seperti kopi, kayu manis, kepayang, hingga pete dan jengkol.
"Tapi jangan semua kopi anjlok bareng-bareng lagi nanti," imbaunya.
Ia pun mengapresiasi para petani yang pintar dalam melihat celah dari peluang bisnis pertanian tersebut. Apalagi, para petani juga ingin menanam buah manggis karena banyaknya permintaan dari pasar internasional.
"Ekspor tinggi sekali Jepang minta, China minta, tinggi sekali tapi (kita) enggak bisa memenuhinya karena sawit semua," ucap dia.
Advertisement