Tarif Donald Trump Bikin Pernikahan Lebih Mahal, Pelaku Bisnis Ajukan Banding

Tarif Trump akan menyebabkan peningkatan harga gaun pengantin sebesar 7 juta hingga 8 juta dolar AS, atau sekitar Rp118 miliar sampai Rp135 miliar.

oleh Asnida Riani Diperbarui 09 Apr 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 20:30 WIB
Menikah - Vania
Ilustrasi pernikahan terdampak tarif Trump/https://www.shutterstock.com/Kseniya Maruk... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku bisnis pernikahan di Amerika Serikat (AS) bersatu mengajukan banding pada pemerintahan Presiden AS Donald Trump agar mempertimbangkan pengecualian dari kenaikan tarif Trump saat ini dan yang diusulkan. Dengan lebih dari 15 ribu toko pengantin independen dan 300 ribu pekerja dalam rantai pasokannya, sektor ini berusaha melindungi pekerjaan dan kelangsungan bisnis secara general.

Melansir WWD, Rabu, 9 April 2025, produsen dan pengecer di sana disebut memiliki "banyak hal yang dipertaruhkan." Tercatat, ada 2 juta pernikahan setiap tahunnya di AS dan gaun pengantin rata-rata berharga antara 1.600 sampai 2.000 dolar AS, atau sekitar Rp27 juta hingga Rp34 juta.

Tarif tersebut berlaku saat industri pengantin tidak berkembang, sebagian karena penurunan angka kelahiran, angka pernikahan, dan imigrasi. Selain itu, usia rata-rata pengantin perempuan adalah 28 tahun dan usia rata-rata pengantin pria adalah 30 tahun, dan mereka sering hidup bersama sebelum menikah.

Yang lain memilih hidup bersama daripada menikah. Dalam permohonan pada Presiden Trump yang diajukan tiga produsen gaun pengantin dan diserahkan langsung pada menantu perempuan Trump, Lara, para eksekutif gaun pengantin mencatat bahwa sekitar 90 persen pakaian formal diproduksi di Asia.

Ini termasuk di China, Vietnam, Filipina, India, Myanmar, dan negara-negara lain yang memiliki tenaga kerja terampil dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Surat tersebut merujuk pada bagaimana rantai pasokan ini membutuhkan waktu puluhan tahun untuk dibangun dan tidak dapat ditiru di dalam negeri tanpa "gangguan signifikan dan kenaikan biaya" yang akan dibebankan pada "keluarga-keluarga Amerika."

Beberapa produsen gaun pengantin besar menandatangani surat yang telah dikirim ke pemerintahan Trump. Sentimen serupa disorot dalam petisi pada Donald Trump yang telah ditandatangani oleh lebih dari 2.300 perwakilan industri gaun pengantin hingga Senin sore, 7 April 2025.

 

Peningkatan Biaya

pernikahan selingkuh
ilustrasi pernikahan terdampak tarif Trump/Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash... Selengkapnya

Presiden American Bridal and Prom Industry Association, Steve Lang, mengatakan, "Ini berita yang menyedihkan bagi negara ini. Pakaian membayar bea tertinggi dari semua industri. Ini akan membuat banyak orang gulung tikar, setidaknya 20 persen dari toko dan produsen (gaun pengantin)."

Banyak pendukung petisi yang mendesain dan memproduksi tidak hanya gaun pengantin dan gaun pengiring pengantin, tapi juga gaun untuk acara khusus, gaun pesta, dan jenis pakaian formal lain. Lang, yang juga merupakan kepala eksekutif Mon Cheri Bridals, memperkirakan bahwa tarif akan menyebabkan peningkatan sebesar 7 juta hingga 8 juta dolar AS, atau sekitar Rp118 miliar sampai Rp135 miliar.

Harga itu belum termasuk bunga yang harus ditanggung perusahaan sejak gaun dikirim hingga toko membayar. Mulai Rabu, 9 April 2025, ada baris item pada faktur sebesar 20 persen dari harga grosir pakaian. Misalnya, gaun yang dijual grosir seharga 800 dolar AS akan dikenakan biaya tambahan sebesar 160 dolar AS.

Alhasil, gaun tersebut akan dijual eceran seharga 2.200 dolar AS, mengakibatkan kenaikan sebesar tujuh persen untuk pengantin perempuan. "Saat ini, kami sedang mengencangkan ikat pinggang, dengan mencoba menutupi biaya (produksi) dengan tambahan tarif. Terus terang, kami berharap para pemimpin politik sadar dan menyadari bahwa tarif (impor) tidak akan berhasil," ujar Lang.

Pengalihan Produksi

Ilustrasi pernikahan, menikah, Islami
Ilustrasi pernikahan terdampak tarif Trump. (Image by teksomolika on Freepik)... Selengkapnya

Dengan berbagai label dan produksi di 40 pabrik di China, Myanmar, Vietnam, dan Israel, serta ruang pola di Australia dan Israel, Mon Cheri mengalihkan lebih banyak produksi dari China. Menyinggung bahwa sejarah terulang kembali, Lang menunjuk Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley tahun 1930, yang menaikkan tarif untuk lebih dari 20 ribu barang impor, selama Great Depression.

"Hal ini menyebabkan resesi di seluruh dunia yang dimulai di Eropa, tapi akhirnya menyebar ke AS," kata Lang. Meski konsumen harus menyadari bahwa kenaikan harga akan ada di mana-mana, pernikahan dan acara-acara khusus seharusnya jadi satu-satunya area yang tidak boleh mereka kompromikan, menurut Lang.

"Ketika seseorang melihat kembali gambar-gambar 20, 30, 40 tahun dari sekarang, tidak seorang pun ingin berkata, 'Saya berharap saya telah membeli gaun impian saya.' Bahkan jika gaun itu beberapa ratus dolar lebih mahal dari anggaran, saya sarankan konsumen mengamortisasi biaya itu selama 40 tahun."

Perusahaan Justin Alexander mulai mengalihkan lebih banyak produksi ke luar China setelah dua pengumuman tarif awal pada 4 Februari dan 4 Maret 2025, menurut CEO dan direktur kreatif Justin Warshaw. "Namun, kami sekarang menunggu informasi lebih lanjut karena tarif signifikan juga diberlakukan di Myanmar dan Vietnam," katanya.

 

Situasi Belum Pasti

Ilustrasi menikah, pernikahan
Ilustrasi pernikahan terdampak tarif Trump. (Image by freepic.diller on Freepik)... Selengkapnya

Terkait pesanan yang sudah masuk, Justin Alexander menghormati harga awal. Seperti beberapa merek lain, pesanan baru akan dikenakan biaya tambahan sementara untuk membantu mengimbangi putaran tarif terbaru yang dijadwalkan mulai berlaku pada Rabu, 9 April 2025.

Warshaw mengatakan, "Situasinya masih belum pasti, dan jika tarif dikurangi atau dihapus, biaya tambahan akan disesuaikan sebagaimana mestinya, termasuk pada pesanan yang diterima setelah biaya tambahan tarif kami diberlakukan."

Justin Alexander akan menanggung "sebagian besar dampak biaya," karena waktu dan skala tarif yang baru saja diumumkan tidak memberikan cukup waktu untuk menemukan solusi lebih baik, katanya. "Tujuan kami adalah tetap berkomitmen pada pelanggan kami. Namun, kami bekerja sama dengan mitra kami untuk mengidentifikasi penghematan di seluruh rantai pasokan, termasuk melalui negosiasi vendor dan pengoptimalan pengiriman."

Warshaw menyambung, "Merek dan pengecer berupaya mengelola harga secermat mungkin. Kami mendorong para calon pengantin untuk berbicara dengan penata busana pengantin mereka tentang pertanyaan apa pun terkait pesanan atau potensi penyesuaian harga."

Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya