Liputan6.com, Tangerang Sebanyak 52 warga Tangerang Selatan yang menjadi korban tsunami Selat Sunda sudah dievakuasi pemerintah setempat untuk menjalani perawatan di 4 rumah sakit swasta di Tangerang Selatan.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menyempatkan untuk mengecek atau menjenguk korban yang masih dirawat di rumah sakit. Mayoritas, mereka masih mengalami luka-luka dan patah tulang.
Baca Juga
Dia pun mengaku, pihaknya akan membantu para korban luka dan meninggal dunia dalam musibah tsunami tersebut.
Advertisement
"Tercatat ada 52 warga Tangsel yang menjadi korban luka berat dan ringan. Saat ini tersisa 20-an orang yang masih dirawat di 4 rumah sakit," ujar Benyamin, Rabu (26/12/2018).
Keempat rumah sakit tersebut adalah Sari Asih Ciputat, Medika BSD, Permata Pamulang dan Premier Bintaro.
"Kami berikan dukungan moril yang terkena musibah di Pandeglang, dan berharap semua yang dirawat diberikan kesembuhan. Biaya perawatan ini yang paling banyak dari GIS (Global Islamic School), mereka ini semua diasuransikan, nanti akan kita bicarakan ke masing masing RS bahwa lainnya nanti akan ditanggung Pemda," kata Benyamin.
Sementara Direktur Utama RSUD Tangsel Alin menyatakan, 20-an pasien yang masih menjalani pengobatan di 4 RS swasta itu, kebanyakan mengalami luka berat dan ringan akibat benturan benda tumpul dalam musibah tsunami.
"Rata rata luka robek, multiple trauma dan cidera kepala ringan. Rata-rata pasien yang dirawat di 4 RS tadi sama kondisinya mengalami itu,” ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Korban Meninggal Bertambah
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, korban meninggal akibat tsunami Selat Sunda masih terus bertambah. Data terbaru pada Rabu (26/12/2018) pukul 14.00 WIB menyatakan, korban meninggal saat ini 430 jiwa.
"Data kami hari ini jumlah korban meninggal dunia 430 jiwa, jumlah korban luka masih 1.485 jiwa, masih hilang 154 jiwa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBl Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu, (26/12/2018).
Menurut Sutopo, hasil ini masih berupa data sementara. Jangkauan Tim SAR gabungan masih terus mencari korban hilang yang diduga masih berada di wilayah terisolir seperti di Kecamatan Sumur.
"Ini data sementara kemungkinan besok akan bertambah jumlah korban," jelas dia
Saat ini, Tim SAR gabungan fokus mencari korban tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur. Kendala saat menjangkau wilayah tersebut masih soal akses. Sutopo menjelaskan, perlu waktu hingga 4 jam kondisi normal menjangkau titik tersebut dari Pandeglang.
"Jadi kalau kondisi saat ini, akan lebih dari itu," tutur dia.
Selain jalur darat, Tim SAR gabungan terus menyasar daerah terisolir lewat akses udara dan laut. Disebutkan Sutopo, helikopter dan kapal patroli dan KRI dikerahkan untuk menyisir wilayah tersebut.
Advertisement