Liputan6.com, Jakarta - Informasi tentang tujuh kontainer surat suara dicoblos di Tanjung Priok, Jakarta Utara, ternyata hoaks. Usai kabar tersebut meresahkan publik, kepolisian kembali mengingatkan masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial (medsos). Terutama tokoh masyarakat atau publik figur.
"Secara umum kita minta, tidak kepada tokoh atau salah satu pihak, tapi secara umum masyarakat selalu kita mengimbau tidak berhenti baik melalui literasi digital maupun melalui teman-teman media mainstream, untuk betul-betul bijak dalam menggunakan medsos," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Jakarta, Kamis 3 Januari 2019.
Dia menambahkan, medsos merupakan area publik yang dapat diakses secara luas oleh siapa saja. Oleh karena itu, masyarakat diminta cermat terhadap konten yang akan diposting, apakah diksi, narasi, gambar, dan video tersebut mengandung unsur hoaks, ujaran kebencian, atau hal berbahaya lain.
Advertisement
Selain itu, rekam jejak digital bisa menjadi bukti ketika unggahannya diperkarakan secara hukum.
"Karena jejak digital yang sudah dikirim oleh akun-akun tertentu di medsos itu bisa menjadi fakta hukum yang susah dihapus. Oleh karena itu, kami minta masyarakat untuk cerdas dan arif dalam menggunakan medsos. Saring dulu sebelum sharing," ucap Dedi usai memaparkan dugaan hoaks surat suara dicoblos.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Seret Nama Andi Arief
Sebelumnya, beredar rekaman yang menginformasikan adanya tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos. Informasi tersebut juga beredar luas di media sosial.
Salah satu tokoh yang turut menyebarkan informasi tersebut adalah politikus Partai Demokrat Andi Arief. Namun cuitan tersebut hilang dari akun Twitter Andi Arief.
Meski begitu, ia mengonfirmasikan bahwa dirinya telah menulis cuitan tersebut. Namun unggahan itu terhapus.
Rencananya, polisi memanggil politikus yang cukup aktif di medsos tersebut untuk dimintai keterangan terkait hoaks surat suara tujuh kontainer yang sudah dicoblos.
Advertisement