Polisi Bentuk Tim Gabungan untuk Kasus Novel Baswedan, Ini Harapan KPK

Pembentukan tim gabungan untuk ungkap kasus Novel Baswedan itu sesuai dengan rekomendasi Komnas HAM yang diserahkan pada 21 Desember 2018.

diperbarui 12 Jan 2019, 19:42 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2019, 19:42 WIB
Novel Baswedan Jadi Saksi di Sidang Lucas
Penyidik KPK, Novel Baswedan saat jeda jelang menjadi saksi pada sidang dugaan menghalangi proses penyidikan terhadap Eddy Sindoro dengan terdakwa, Lucas di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (10/1). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jakarta - Polri membentuk tim gabungan bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tokoh masyarakat, pakar DNA, dan sejumlah pihak, telah dibentuk untuk mengungkap kasus Novel Baswedan. Ini sesuai dengan rekomendasi Komnas HAM yang diserahkan pada 21 Desember 2018. 

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, tentunya, KPK memiliki harapan agar penyiram air keras ke wajah Novel Baswedan dapat segera ditemukan.

"KPK berharap tim tersebut bisa berujung pada ditemukannya pelaku penyerangan Novel. Menemukan penyerang Novel Baswedan yang sudah lebih dari 600 hari tersebut tentu saja kami berharap pengungkapan dan berbagai upaya terus dilakukan," kata Febri saat dikonfirmasi, Jakarta, Sabtu (12/1/2019).

Dia juga menyebut pimpinan KPK juga sudah menugaskan sejumlah pegawai, baik dari unsur penindakan, pengawas internal atau biro hukum untuk menjadi anggota tim gabungan kasus Novel Baswedan tersebut.

"Ketika ada tim yang dibentuk dengan unsur yang lebih kuat dan lebih luas, meskipun pasti akan kita dengar juga kritik dan saran terhadap tim ini, KPK berharap tim tersebut bisa berujung pada ditemukannya pelaku penyerangan Novel," jelasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Soal Tim Gabungan

Peringatan 500 Hari Penyerangan Novel Baswedan Digelar di KPK
Novel Baswedan bersama Wadah Pegawai (WP) KPK memperingati 500 hari penyerangan terhadap dirinya di depan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/11). Penyidik senior KPK itu diserang dengan air keras pada 500 hari lalu. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia membuat tim gabungan dan penyidikan untuk membongkar kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pun turut menjadi penanggung jawab atas pembentukannya.

Selain nama Kapolri, di surat tugas Nomor Sgas/3/I/Huk.6.6./2019 tertanggal 8 Januari 2019 itu, ada pula nama Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto selaku wakil penanggung jawab. Juga Irwasum Komjen Putut Eko Bayuseno, Kabareskrim Komjen Arief Sulistyanto, dan Kadivpropam Irjen Listyo Sigit Prabowo yang bertugas memberikan asistensi.

Adapun tim ini diketuai Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz dan wakilnya, Karobinops Bareskrim Polri Brigjen Nico Afinta. Lalu, Brigjen Wahyu Diningrat selaku Kasubdit Analisis dan Evaluasi, Irjen Dedi Mohammad Iqbal sebagai Kasubdit Humas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya