Program PKH Bermanfaat untuk Pendidikan Anak Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus mengenjot cakupan Program Keluarga Harapan (PKH) di seluruh wilayah Indonesia

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jan 2019, 16:38 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2019, 16:38 WIB
Jokowi Akan Naikkan Dana PKH Dua Kali Lipat
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat menghadiri sosialisasi Bansos Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019 di Gelanggang Remaja, Jakarta, Senin (3/12). Jokowi berjanji pencairan PKH akan dipercepat. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus mengenjot cakupan Program Keluarga Harapan (PKH) di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pemerintah juga terus memperbaiki data-data demi mewujudkan penyaluran bantuan sosial yang efektif dan berkualitas.

Hal itu didukung pula oleh Presiden Joko Widodo. Ia mengatakan program tersebut tepat sasaran. Dengan program tersebut sangat bermanfaat bagi anak-anak agar mendapatkan pendidikan.

“Hal Itu harus prioritas. Pasalnya, nanti anak-anak kita bisa melebihi orangtuanya. Pintar-pintar, cerdas-cerdas, sehat-sehat. Melebihi kita,” imbuh Presiden Jokowi.

Selain itu, manfaat langsung juga dirasakan oleh Presiden Jokowi. Ia menceritakan bahwa saat berkunjung Presiden Jokowi menanyakan seorang wanita yang mendapatkan bantuan program tersebut.

“Tadi saat turun mobil, saya menanyakan ibu-ibu di depan ATM. Mau ngambil berapa? Ibu itu menjawab Rp 1 Juta. Saya kaget, kok banyak sekali. Ibu itu bilang buat sekolah anaknya,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi berpesan bahwa bagi mereka yang mendapatkan bantuan tersebut, diharapkan untuk memanfaatkan bantuan tersebut. Jangan sampai dipakai untuk hal-hal tidak penting.

“Jangan sampai tergesa-gesa mengambil dan dipakai untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Hati-hati,” pesan Presiden Jokowi.

Dalam dialognya dengan warga, Presiden Jokowi menceritakan masa kecilnya dahulu. Ia bercerita bahwa dulu orangtuanya tidak mampu. Walaupun begitu, keluarga tetap memprioritaskan sekolah.

“Dulu belum PKH. Beruntunglah ibu-ibu kini sudah ada PKH. Jadi gunakan uangnya secara tepat sesuai kebutuhan,” kata Presiden Jokowi.

Selain pendidikan, Presiden Jokowi juga mengakatan gizi penting untuk pertumbuhan anak-anak. Perlu diperhatikan asupannya agar mereka—anak—mendapatkan nutrisi dan gizi terbaik. Salah satu asupan yang penting menurut Jokowi, ialah telur.

“Anak kita ini harus cerdas, pintar, dan sehat. Oleh sebab itu gizi anak harus diperhatikan. Telur jangan lupa. Telur sekilo berapa sekarang? Rp25 ribu atau Rp24 ibu per kilo kan. Sekilo ada berapa telur? 16? Iya, dapat banyak,” tanya Presiden Jokowi.

Selain telur, lanjut Jokowi, bahan makanan, seperti Ikan, Sayur, Buah perlu diberikan kepada anak agar semakin cerdas dan pintar.

“Negara ini membutuhkan anak-anak yang pintar, cerdas, dan sehat. Maka dari itu berikan asupan terbaik dari program tersebut, sehingga kalau sudah pintar, cerdas, prestasinya pasti baik. Itu yang kita harapkan. Ada yang berprestasi, itu yang kita harapkan,” kata Jokowi.

Terakhir, Presiden Jokowi mengatakan selain untuk pendidikan, peningkatan gizi, bantuan PHK bisa digunakan untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

“bantuan itu bisa digunakan tambahan modal, misalnya ibu-ibu ada yang jualan gorengan. Dipakai tambahan modal di situ. Jangan hanya jualan gorengan saja, tambah jualan bakso. Kalau sudah jualan bakso tambah lagi jualan nasi uduk sehingga income pendapatan keluarga menjadi naik. Ini yang kita harapkan,” kata Presiden Jokowi.

Selain itu, lanjut Jokowi Negara sekarang ini sedang berperang dengan kesenjangan, dengan ketimpangan.

“PKH ini kita harapkan nanti akan mengurangi itu. Sehingga kita harapkan keluarga-keluarga prasejahtera semakin hari semakin tidak ada. Semakin berkurang, berkurang, berkurang, dan langsung hilang tidak ada. Karena keluarga sudah bisa mandiri dan anak-anaknya juga sudah sekolah semua. Itu harapan kita,” tutur Jokowi.

“Ini ada yang dapat Rp3,6 juta, ada Rp1,7 juta. Memang beda-beda sekarang. Karena sekarang memakai indeks. Ibu hamil dapat Rp2,4 juta. Balita dapat Rp2,4 juta. Biar anak-anak ini betul-betul kita rawat gizinya. Yang sekolah SD Rp900 ribu, SMP Rp1,5 juta, dan seterusnya,” lanjutnya.

 

(*)

 

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya