Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR Mahyudin mengucap syukur atas banyaknya peserta yang hadi dalam Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang digelar di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (8/2).
Acara yang popular disebut dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR merupakan amanah dari UU. No. 17 Tahun 2014 yang mengamanatkan kepada anggota MPR untuk melakukan sosialisasi.
Baca Juga
Menurut pria asal Kalimantan itu, sosialisasi penting dilakukan sebab Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan alat pemersatu bangsa.
Advertisement
"Kita butuh alat pemersatu (bangsa). Tanpa alat pemersatu kita tak akan bisa menjadi sebuah bangsa. Bersatu maka hari ini kita bisa berkumpul," terang Mahyudin.
Mahyudin mengungkapkan, alat pemersatu bangsa harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sebab, saat ini Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan. Masih ada pemahaman masyarakat terhadap keagamaan yang dirasa tidak tepat.
Ketidaktepatan dalam pemahaman keagamaan inilah akhirnya menimbulkan radikalisme.
"Padahal agama itu mengajarkan kedamaian dan toleransi. Tuhan menciptakan perbedaan dan keragaman agar kita saling mengenal,"jelas Mahyudin.
Mahyudin menceritakan, ayahnya orang Bugis, Ibunya orang Banjar, dan istrinya orang Dayak. Dari perbedaan yang ada, dirinya menegaskan agar jangan dipertentangkan. Mahyudin menyampaikan kepada peserta yang mayoritas ibu-ibu, Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan masing-masing daerah memiliki keragaman, budaya, dan adat tersendiri.
Keragaman inilah yang menurut mantan Bupati Kutai Timur itu jangan diabaikan. "Bila daerah diabaikan, bisa memunculkan separatisme," ujar Mahyudin.
Kalimantan Timur saat ini termasuk sebagai wilayah yang sejahtera. Meski demikian ditegaskan agar pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dalam segala bidang.
Dalam kesempatan itu, Mahyudin juga menyampaikan bahwa bangsa ini sebentar lagi menggelar Pemilu. Dalam Pemilu masing-masing orang mempunyai pilihan yang tak sama. Terhadap perbedaan yang ada, Mahyudin menegaskan agar tak samanya pilihan tak membuat kita bertentangan.
"Jangan karena beda pilihan kita bermusuhan dengan tetangga," tegas Mahyudin.
Dunia politik sangat menarik banyak orang untuk berkecimpung di dalamnya. Sehingga, banyak orang ingin menjadi calon anggota legislatif. Menurut Mahyudin, anggapan akan kaya ketika menjadi anggota legislatif dinilai salah.
"Jika ingin kaya, jadi pengusaha," tegas Mahyudin.
Dalam berpolitik, antara pengeluaran dan pemasukan tak imbang sehingga dari sinilah banyak orang melakukan korupsi. Banyak pejabat dan wakil rakyat korupsi sehingga kita mengalami krisis kepemimpinan.
Menurut alumni Universitas Mulawarman ini, tantangan bagsa Indonesia tak hanya dari dalam. Dari luar pun ada ancaman yang akan mengganggu Indonesia. Pengaruh globalisasi dan persaingan antarbangsa yang demikian massif. Sebagai bangsa yang kaya dengan sumber daya alam maka Indonesia menjadi incaran bangsa asing.
"Bangsa lain tak diam melihat Indonesia kaya sumber daya alam. Mereka melakukan intervensi dengan berbagai cara, misalnya lewat kebijakan," jelas Mahyudin.
Untuk itu, Mahyudin mengingatkan agar kita tetap menjaga persatuan. Dicontohkan, negara Timur Tengah kaya minyak namun mereka berhasil diadudomba oleh bangsa lain. Menyikapi hal yang demikian maka MPR melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap menjaga persatuan bangsa.