Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ismunandar menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional yang digelar Ikatan Alumni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI).
Dalam sambutannya, Ismunandar mengatakan, mesin maupun artificial intelligence yang identik dengan revolusi industri 4.0 tidak akan dapat membunuh kreativitas dan seni dalam diri manusia.
Ia pun berpesan agar alumni ISBI terus bersinergi dengan almamater untuk melahirkan industri kreatif dan seni. Hal ini guna mewujudkan program pemerintah untuk mendorong pemajuan kebudayaan dan menciptakan lapangan kerja kreatif.
Advertisement
"Prioritas nasional berkaitan dengan revolusi industri 4.0 sebenarnya berkaitan dengan otomatisasi. Namun, semuanya seolah tidak berkaitan dengan seni, padahal ada di semua lini pekerjaan (kesenian) ini. Seperti desain, kreativitas, dan sebagainya itu sangat dibutuhkan. Kreativitas dan seni itu sesuatu yang tidak bisa diotomatisasi," tutur Ismunandar dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (13/3/2019).
Ia menjeleaskan, selain ilmu kesenian, mahasiswa ISBI juga harus dibekali dengan general education. Seperti pendidikan bela negara serta literasi baru, seperti literasi data, teknologi, dan manusia. Karenanya, mata kuliah kewirausahaan atau entrepreneurship menjadi penting dalam menghadapi otomatisasi revolusi industri 4.0.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menambahkan, selain pendidikan kewirausahan, mahasiswa ISBI juga harus dibekali mata kuliah tambahan yang mendorong lulusan ISBI. Seperti pedagogik (keguruan) serta psikologi pendidikan.
Dengan begitu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengoptimalkan lulusan kesenian untuk bisa mengajar di SD dan SMP.
"Pendidikan entrepreneur penting agar mahasiswa memahami cara memasarkan produk maupun potensi seni yang dimilikinya, karena wirausaha dan kesenian sangat berhubungan erat. Namun, ada yang juga tidak kalah penting, yaitu pendidikan pedagogik (keguruan) dan psikologi pendidikan, sehingga lulusan kesenian dapat terserap dengan baik," ujar Iwa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Program Studi Baru
Ismunandar juga menyampaikan, sehubungan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang selalu menekankan bahwa perguruan tinggi harus membuat terobosan, ia menyebutkan perlunya membuka program studi (Prodi) baru yang sesuai dengan perkembangan zaman dan menutup yang sudah tidak relevan.
Dia juga berharap agar mahasiswa untuk tidak menganggap revolusi industri 4.0 sebagai momok, melainkan sebagai peluang. Menurutnya, Indonesia harus optimis apabila ingin menjadi negara pemenang.
"Indonesia diramalkan akan menjadi negara keempat terbesar di dunia dalam bidang ekonomi pada tahun 2050. Ramalan besar tadi itu, bisa tercapai kalau anak mudanya itu produktif, kreatif, dan berdaya saing," tandas Ismunandar.
Â
Advertisement